Pakar tsunami Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko mengatakan mitigasi bencana dengan membangun bangunan tahan gempa penting dalam melakukan renovasi dan rehabilitasi pascagempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Mitigasi bencana dengan mengevaluasi dan memperbaiki kondisi bangunan berbasis desain bangunan tahan gempa menjadi penting dilakukan," kata Widjo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin pukul 13.21 WIB.
Widjo menuturkan gempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada siklus yang lebih pendek akan lebih sering terjadi dibanding dengan gempa bumi megathrust dengan magnitudo di atas 7-9 di zona subduksi.
Oleh karena itu, aspek ketahanan gempa perlu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur dan bangunan lain untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak kerusakan akibat gempa di masa mendatang.
Selain itu, Widjo mengatakan pemetaan secara detail atau mikrozonasi pada zona-zona yang rawan longsor karena curam dan kondisi tanah yang labil juga perlu dilakukan untuk menghindari pembangunan permukiman/bangunan di daerah yang berisiko tersebut.
Gempa Cianjur bersifat dangkal di mana pusat gempa berada di kedalaman 10 km pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekitar 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur. Gempa tersebut menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Sebelumnya, data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (21/11) sampai dengan pukul 19.34 WIB mencatat 62 orang meninggal dunia. Sementara 79 orang lainnya luka-luka.
Adapun total warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik.
Terkait kerusakan infrastruktur di Kabupaten Cianjur, ada sebanyak 2.272 rumah rusak, satu unit pondok pesantren rusak berat, satu RSUD Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak serta satu unit sarana ibadah rusak.
Kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor yakni sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak, dan Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.
"Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Mitigasi bencana dengan mengevaluasi dan memperbaiki kondisi bangunan berbasis desain bangunan tahan gempa menjadi penting dilakukan," kata Widjo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin pukul 13.21 WIB.
Widjo menuturkan gempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada siklus yang lebih pendek akan lebih sering terjadi dibanding dengan gempa bumi megathrust dengan magnitudo di atas 7-9 di zona subduksi.
Oleh karena itu, aspek ketahanan gempa perlu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur dan bangunan lain untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak kerusakan akibat gempa di masa mendatang.
Selain itu, Widjo mengatakan pemetaan secara detail atau mikrozonasi pada zona-zona yang rawan longsor karena curam dan kondisi tanah yang labil juga perlu dilakukan untuk menghindari pembangunan permukiman/bangunan di daerah yang berisiko tersebut.
Gempa Cianjur bersifat dangkal di mana pusat gempa berada di kedalaman 10 km pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekitar 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur. Gempa tersebut menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Sebelumnya, data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (21/11) sampai dengan pukul 19.34 WIB mencatat 62 orang meninggal dunia. Sementara 79 orang lainnya luka-luka.
Adapun total warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik.
Terkait kerusakan infrastruktur di Kabupaten Cianjur, ada sebanyak 2.272 rumah rusak, satu unit pondok pesantren rusak berat, satu RSUD Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak serta satu unit sarana ibadah rusak.
Kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor yakni sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak, dan Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.
"Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022