Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan produksi kendaraan serba guna atau multi-purpose vehicle (MPV) berbasis teknologi hibrid di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (21/11).
Hal itu menandai tahapan baru dari evolusi MPV medium legendaris Toyota Kijang yang sudah berada dan diproduksi di Indonesia selama 45 tahun.
Kehadiran Toyota Kijang sebagai kendaraan serba guna yang tidak hanya digunakan untuk mengangkut barang, tapi juga penumpang, tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Indonesia kala itu.
Pada awal 1970-an pemerintah menginginkan sebuah kendaraan dengan harga terjangkau yang bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat, serta menggunakan komponen dalam negeri guna menunjang pembangunan.
Saat bersamaan Toyota juga mengidentifikasi adanya kebutuhan kendaraan komersil serba guna dengan berharga terjangkau di negara berkembang, dengan menginisiasi project basic utility vehicle (BUV) pada 1972. Sesuai program pemerintah untuk membuat Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS), maka lahirlah Toyota Kijang pertama pada 9 Juni 1977 dengan konsep BUV.
Baca juga: Toyota menilai kendaraan listrik semakin diminati di Indonesia
Sejak itulah Toyota Kijang menjadi kendaraan legendaris tidak hanya sebagai kendaraan angkut atau niaga, tapi juga menjadi kendaraan penumpang atau keluarga dengan muatan hingga delapan penumpang. Bahkan kemudian dikenal tagline "Kijang Tiada Duanya."
Dari sebuah "kendaraan rakyat" yang murah, Toyota Kijang terus berevolusi dari kendaraan yang tadinya hanya untuk pasar Indonesia, menjadi mobil global yang menjangkau berbagai negara di dunia dengan nama Innova.
Beruntungnya, meski produk global, Innova yang merupakan evolusi dari Kijang, tetap diproduksi di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Dalam evolusi lebih dari 45 tahun itu, nama Kijang sempat nyaris hilang, seiring naik kelasnya MPV medium Toyota itu ke menengah atas. Tampilannya makin kinclong, bak kendaraan mewah, dan fitur-fitur canggih dibenamkan, sehingga Kijang Innova menjelma menjadi kendaraan keluarga kelas menengah atas.
Bahkan, kini dengan teknologi hibrid yang disematkan pada All New Toyota Kijang Innova Xenix terbaru membuat kendaraan keluarga yang legendaris makin memantapkan posisinya sebagai mobil kelas menengah atas dengan harga varian tertingginya menembus angka Rp600 juta per unit.
Kendati terbilang mahal, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy optimistis MPV mediumnya itu bakal diminati pasar, terutama para loyalis Kijang Innova.
Pemenuhan harapan
Kehadiran All New Kijang Innova Xenix dengan teknologi hibrid yang mengusung mesin bensin dan listrik (baterai), sehingga mampu menghemat bahan bakar serta menekan emisi gas karbon, tidak terpisahkan dari harapan konsumen di Indonesia yang menginginkan adanya kendaraan ramah lingkungan dengan harga yang lebih terjangkau dan mampu memuat banyak penumpang.
Sejak awal 1990-an Toyota telah memperkenalkan teknologi hibrid di Indonesia melalui Sedan Prius yang dipasarkan secara spot. Kemudian teknolog Toyota melalui TAM terus memperkenalkan dan memasarkan mobil hibridnya, mulai dari sedan Camry, kemudian SUV CH-R dan Corolla Cross.
Namun, semua kendaraan hibrid tersebut, bukan ber-DNA kendaraan yang dibangun dengan selera Indonesia, bahkan juga tidak diproduksi di Indonesia, meskipun permintaan kendaraan hibrid terus tumbuh.
Oleh karena itu sudah sejak lama konsumen MPV Toyota berharap ada kendaraan DNA Indonesia, seperti Avanza dan Kijang Innova, disematkan teknologi hibrid, seiring dengan tren mobil ramah lingkungan.
Tidak jarang ditemui di suatu daerah atau ramai di sosial media ada foto mobil Toyota Avanza, yang di bagian belakangnya beremblem "Avanza Hybrid", padahal teknologi hibrid belum disematkan pada kendaraan yang dikenal dijuluki "mobil sejuta umat itu" karena saking banyaknya populasi Avanza sejak diproduksi dan dipasarkan tahun 2004.
Namun, diam-diam Toyota memperhatikan keinginan dan harapan konsumen Indonesia pada kendaraan hibrid. Hal itu setidaknya diungkapkan Direktur Toyota Auto Body Co Ltd Hideki Mizuma yang juga juga Chief Engineer (CE) All New Kijang Innova Xenix.
Ternyata, menurutnya, sejak 2017 mulai merancang Kijang Innova berbasis teknologi hibrid yang diluncurkan secara global pada 21 November 2022 di Jakarta.
Mizuma mengatakan pihaknya melakukan riset ke banyak konsumen berbagai negara di dunia, terutama Indonesia dan India, yang menjadi pasar MPV medium terbesar, terkait keinginan dan harapan mereka tentang Innova yang kini memasuki generasi ke-7 itu.
Ia menemukan dua faktor utama yang diinginkan konsumen, yaitu kenyamanan meski ditumpangi delapan orang dalam satu kendaraan, serta efisiensi bahan bakar mengingat harga minyak dunia yang cenderung meningkat, di samping emisi gas buang rendah yang juga menjadi fokus Toyota dalam berkontribusi mengurangi dampak perubahan iklim yang ekstrim.
Mizuma menyebut Kijang Innova Xenix tersebut mampu menghemat BBM hingga 1,5 kali dari generasi sebelumnya untuk varian bensin, sedangkan dengan teknologi hibrid terbaru Toyota yaitu generasi ke-5, konsumsi bahan bakar Kijang Innova Xenix bisa mencapai 1:21. Selain itu emisi gas buangnya pun jauh lebih rendah hanya 106-120 gram/km.
Produksi Indonesia
Meskipun kini teknologi hibrid disematkan pada mobil legendaris keluarga Kijang Innova, banyak harapan hal itu menjadi pintu masuk bagi Toyota untuk memperluas penggunaan hibrid ke kendaraan lain yang lebih murah, terutama Avanza yang populasi besar dan sebarannya sangat luas di Indonesia.
Apalagi, baik Kijang Innova dan Avanza, memiliki sejarah panjang rancang bangun sesuai kebutuhan Indonesia serta sudah diproduksi di dalam negeri dengan tingkat komponen lokal yang tinggi di atas 60 persen, yang efek berantainya pada pengembangan industri komponen guna memperkuat struktur industri nasional.
Menanggapi hal itu Wakil Presdir TAM Henry Tanoto mengatakan dalam strategi multi-pathway Toyota, sangat penting teknologi hibrid ada pada model yang populer atau pemintaannya besar, sehingga memberikan dampak kepada masyarakat untuk bisa berkontribusi pada upaya menekan gas karbondioksida, mendukung pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060.
Karena itu tidak tertutup kemungkinan teknologi hibrid disematkan pada kendaraan-kendaraan Toyota lainnya yang populer dan diproduksi di Indonesia. Apalagi, menurut Henry, masyarakat makin paham tentang teknologi elektrifikasi, sehingga terjadi pertumbuhan dalam penjualan mobil hibrid, bahkan mendominasi pada setiap model yang dipasarkan di Indonesia.
Beruntungnya pada kendaraan hibrid kali ini, All New Kijang Innova Xenix, baik varian bensin maupun hibrid, diproduksi di Indonesia. Meskipun, menurut Direktur TMMIN Bob Azam, mesin hibrid masih diimpor dari Jepang secara terurai, dengan kandungan lokal mesin sekitar 30 persen. Namun secara keseluruhan mobil teranyar itu memiliki TKDN tinggi, yaitu 65 persen.
Untuk memproduksi varian hibrid tersebut, lanjut dia, Toyota juga melakukan investasi tidak hanya di pabrik, namun di industri pendukung, yaitu pabrik komponen di dalam negeri. Semoga saja tidak hanya mampu mendukung penurunan emisi, tapi juga Kijang yang tiada duanya ini mampu kian memperkuat struktur industri dan ekspor Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Hal itu menandai tahapan baru dari evolusi MPV medium legendaris Toyota Kijang yang sudah berada dan diproduksi di Indonesia selama 45 tahun.
Kehadiran Toyota Kijang sebagai kendaraan serba guna yang tidak hanya digunakan untuk mengangkut barang, tapi juga penumpang, tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Indonesia kala itu.
Pada awal 1970-an pemerintah menginginkan sebuah kendaraan dengan harga terjangkau yang bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat, serta menggunakan komponen dalam negeri guna menunjang pembangunan.
Saat bersamaan Toyota juga mengidentifikasi adanya kebutuhan kendaraan komersil serba guna dengan berharga terjangkau di negara berkembang, dengan menginisiasi project basic utility vehicle (BUV) pada 1972. Sesuai program pemerintah untuk membuat Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS), maka lahirlah Toyota Kijang pertama pada 9 Juni 1977 dengan konsep BUV.
Baca juga: Toyota menilai kendaraan listrik semakin diminati di Indonesia
Sejak itulah Toyota Kijang menjadi kendaraan legendaris tidak hanya sebagai kendaraan angkut atau niaga, tapi juga menjadi kendaraan penumpang atau keluarga dengan muatan hingga delapan penumpang. Bahkan kemudian dikenal tagline "Kijang Tiada Duanya."
Dari sebuah "kendaraan rakyat" yang murah, Toyota Kijang terus berevolusi dari kendaraan yang tadinya hanya untuk pasar Indonesia, menjadi mobil global yang menjangkau berbagai negara di dunia dengan nama Innova.
Beruntungnya, meski produk global, Innova yang merupakan evolusi dari Kijang, tetap diproduksi di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Dalam evolusi lebih dari 45 tahun itu, nama Kijang sempat nyaris hilang, seiring naik kelasnya MPV medium Toyota itu ke menengah atas. Tampilannya makin kinclong, bak kendaraan mewah, dan fitur-fitur canggih dibenamkan, sehingga Kijang Innova menjelma menjadi kendaraan keluarga kelas menengah atas.
Bahkan, kini dengan teknologi hibrid yang disematkan pada All New Toyota Kijang Innova Xenix terbaru membuat kendaraan keluarga yang legendaris makin memantapkan posisinya sebagai mobil kelas menengah atas dengan harga varian tertingginya menembus angka Rp600 juta per unit.
Kendati terbilang mahal, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy optimistis MPV mediumnya itu bakal diminati pasar, terutama para loyalis Kijang Innova.
Pemenuhan harapan
Kehadiran All New Kijang Innova Xenix dengan teknologi hibrid yang mengusung mesin bensin dan listrik (baterai), sehingga mampu menghemat bahan bakar serta menekan emisi gas karbon, tidak terpisahkan dari harapan konsumen di Indonesia yang menginginkan adanya kendaraan ramah lingkungan dengan harga yang lebih terjangkau dan mampu memuat banyak penumpang.
Sejak awal 1990-an Toyota telah memperkenalkan teknologi hibrid di Indonesia melalui Sedan Prius yang dipasarkan secara spot. Kemudian teknolog Toyota melalui TAM terus memperkenalkan dan memasarkan mobil hibridnya, mulai dari sedan Camry, kemudian SUV CH-R dan Corolla Cross.
Namun, semua kendaraan hibrid tersebut, bukan ber-DNA kendaraan yang dibangun dengan selera Indonesia, bahkan juga tidak diproduksi di Indonesia, meskipun permintaan kendaraan hibrid terus tumbuh.
Oleh karena itu sudah sejak lama konsumen MPV Toyota berharap ada kendaraan DNA Indonesia, seperti Avanza dan Kijang Innova, disematkan teknologi hibrid, seiring dengan tren mobil ramah lingkungan.
Tidak jarang ditemui di suatu daerah atau ramai di sosial media ada foto mobil Toyota Avanza, yang di bagian belakangnya beremblem "Avanza Hybrid", padahal teknologi hibrid belum disematkan pada kendaraan yang dikenal dijuluki "mobil sejuta umat itu" karena saking banyaknya populasi Avanza sejak diproduksi dan dipasarkan tahun 2004.
Namun, diam-diam Toyota memperhatikan keinginan dan harapan konsumen Indonesia pada kendaraan hibrid. Hal itu setidaknya diungkapkan Direktur Toyota Auto Body Co Ltd Hideki Mizuma yang juga juga Chief Engineer (CE) All New Kijang Innova Xenix.
Ternyata, menurutnya, sejak 2017 mulai merancang Kijang Innova berbasis teknologi hibrid yang diluncurkan secara global pada 21 November 2022 di Jakarta.
Mizuma mengatakan pihaknya melakukan riset ke banyak konsumen berbagai negara di dunia, terutama Indonesia dan India, yang menjadi pasar MPV medium terbesar, terkait keinginan dan harapan mereka tentang Innova yang kini memasuki generasi ke-7 itu.
Ia menemukan dua faktor utama yang diinginkan konsumen, yaitu kenyamanan meski ditumpangi delapan orang dalam satu kendaraan, serta efisiensi bahan bakar mengingat harga minyak dunia yang cenderung meningkat, di samping emisi gas buang rendah yang juga menjadi fokus Toyota dalam berkontribusi mengurangi dampak perubahan iklim yang ekstrim.
Mizuma menyebut Kijang Innova Xenix tersebut mampu menghemat BBM hingga 1,5 kali dari generasi sebelumnya untuk varian bensin, sedangkan dengan teknologi hibrid terbaru Toyota yaitu generasi ke-5, konsumsi bahan bakar Kijang Innova Xenix bisa mencapai 1:21. Selain itu emisi gas buangnya pun jauh lebih rendah hanya 106-120 gram/km.
Produksi Indonesia
Meskipun kini teknologi hibrid disematkan pada mobil legendaris keluarga Kijang Innova, banyak harapan hal itu menjadi pintu masuk bagi Toyota untuk memperluas penggunaan hibrid ke kendaraan lain yang lebih murah, terutama Avanza yang populasi besar dan sebarannya sangat luas di Indonesia.
Apalagi, baik Kijang Innova dan Avanza, memiliki sejarah panjang rancang bangun sesuai kebutuhan Indonesia serta sudah diproduksi di dalam negeri dengan tingkat komponen lokal yang tinggi di atas 60 persen, yang efek berantainya pada pengembangan industri komponen guna memperkuat struktur industri nasional.
Menanggapi hal itu Wakil Presdir TAM Henry Tanoto mengatakan dalam strategi multi-pathway Toyota, sangat penting teknologi hibrid ada pada model yang populer atau pemintaannya besar, sehingga memberikan dampak kepada masyarakat untuk bisa berkontribusi pada upaya menekan gas karbondioksida, mendukung pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060.
Karena itu tidak tertutup kemungkinan teknologi hibrid disematkan pada kendaraan-kendaraan Toyota lainnya yang populer dan diproduksi di Indonesia. Apalagi, menurut Henry, masyarakat makin paham tentang teknologi elektrifikasi, sehingga terjadi pertumbuhan dalam penjualan mobil hibrid, bahkan mendominasi pada setiap model yang dipasarkan di Indonesia.
Beruntungnya pada kendaraan hibrid kali ini, All New Kijang Innova Xenix, baik varian bensin maupun hibrid, diproduksi di Indonesia. Meskipun, menurut Direktur TMMIN Bob Azam, mesin hibrid masih diimpor dari Jepang secara terurai, dengan kandungan lokal mesin sekitar 30 persen. Namun secara keseluruhan mobil teranyar itu memiliki TKDN tinggi, yaitu 65 persen.
Untuk memproduksi varian hibrid tersebut, lanjut dia, Toyota juga melakukan investasi tidak hanya di pabrik, namun di industri pendukung, yaitu pabrik komponen di dalam negeri. Semoga saja tidak hanya mampu mendukung penurunan emisi, tapi juga Kijang yang tiada duanya ini mampu kian memperkuat struktur industri dan ekspor Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022