Kediri - Komunitas Pencinta Alam Pemerhati Lingkungan (Kappala) mewadahi sembilan radio komunitas di tiga kabupaten di Jawa Timur untuk turut menyosialisasikan program pengurangan risiko bencana letusan Gunung Kelud. "Sebagai media provokatif, radio komunitas sangat efektif menyosialisasikan pengurangan risiko bencana Kelud," kata Direktur Kappala, Sutrisno, saat ditemui di studio Kelud FM, Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jumat. Menurut dia, sosialisasi tidak harus dilakukan pada saat gunung api di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang itu sedang kritis. "Justru saat Kelud berstatus Aktif Normal (Level I) seperti saat ini, maka sosialisasi mengenai pengurangan risiko bencana sangat efektif," katanya, didampingi Suprapto selaku pengelola Kelud FM. Apalagi, sembilan radio komunitas tersebut didirikan atas inisiatif masyarakat yang tinggal di lereng gunung api berketinggian 1.371 meter dari permukaan air laut (mdpl) itu. Di kawasan rawan bencana (KRB) I Kabupaten Kediri terdapat empat radio komunitas, yakni Kelud FM di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar; Sempu Raya FM (Desa Sempu, Kecamatan Ngancar); RJKS FM (Desa Satak, Kecamatan Puncu); dan Ampel Denta Voice FM (Desa Siman, Kecamatan Kepung). Sementara di KRB I Kabupaten Blitar telah berdiri S2 FM (Desa Soso, Kecamatan Gandusari); Lintas Kelud FM (Desa Modangan, Kecamatan Nglegok); dan Candi Kelud FM (Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok). Di KRB I Kabupaten Malang terdapat dua radio komunitas, yakni Pandawa (Desa Pondok Agung, Kecamatan Kasembon) dan Smart FM (Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang). Dalam menyiarkan materi siaran sehari-hari kesembilan radio komunitas tersebut mendapatkan pendampingan dari Jangkar Kelud, sebuah perkumpulan yang aktif memberikan kesadaran masyarakat tentang bencana Kelud. "Radio-radio komunitas itu rata-rata beroperasi delapan hingga 18 jam per hari dengan mengedepankan materi siaran lokal di sekitar Kelud," kata Koordinator Jangkar Kelud, Sudarmanto. Bahkan, hampir setiap hari radio komunitas itu memberikan peringatan kepada para penambang pasir di sekitar kantung lahar Kelud untuk mewaspadai banjir lahar dingin. Aktivitas Gunung Kelud terakhir kali menunjukkan peningkatan pada Agustus-November 2007. Letusan efusif yang merupakan puncak aktivitas pada awal November 2007 ditandai dengan munculnya kubah lava yang menutup seluruh permukaan danau kawah Kelud.

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011