Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendorong Ukraina untuk melanjutkan ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative guna mengatasi krisis pangan dunia.
“Kita melihat adanya lampu hijau yang mensinyalkan diteruskannya Black Sea Grain Initiative,” katanya dalam Konferensi Pers di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu.
Langkah yang disebut Black Sea Grain Initiative tersebut sempat dihentikan sementara saat terjadi perang antara Rusia dan Ukraina.
Erdogan mengaku akan segera berdiskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengusahakan keberlanjutan langkah mengekspor biji-bijian tersebut mengingat kesepakatan ini akan berakhir pada 19 November 2022.
Menurutnya, cara untuk melakukan perdamaian adalah dengan berdiskusi dan dialog sehingga diharapkan melalui upaya ini maka Black Sea Grain Initiative dapat segera berlanjut.
Turki pun akan melibatkan berbagai pihak termasuk Rusia, Ukraina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyepakati pembukaan blokade Rusia di Pelabuhan Ukraina untuk mencari solusi.
Hal itu seiring komitmen Turki dalam memastikan keberlanjutan dan kelancaran transportasi serta distribusi ekspor gandum ini, terutama untuk Afrika agar krisis pangan segera teratasi.
Terlebih lagi, terdapat sebanyak 11 juta ton gandum yang berhasil diekspor ke pasar global melalui Black Sea Grain Initiative.
“Kami sedang berdiskusi dan saat ini sepertinya tidak ada permasalahan untuk melanjutkan hal tersebut," tegas Erdogan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
“Kita melihat adanya lampu hijau yang mensinyalkan diteruskannya Black Sea Grain Initiative,” katanya dalam Konferensi Pers di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu.
Langkah yang disebut Black Sea Grain Initiative tersebut sempat dihentikan sementara saat terjadi perang antara Rusia dan Ukraina.
Erdogan mengaku akan segera berdiskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengusahakan keberlanjutan langkah mengekspor biji-bijian tersebut mengingat kesepakatan ini akan berakhir pada 19 November 2022.
Menurutnya, cara untuk melakukan perdamaian adalah dengan berdiskusi dan dialog sehingga diharapkan melalui upaya ini maka Black Sea Grain Initiative dapat segera berlanjut.
Turki pun akan melibatkan berbagai pihak termasuk Rusia, Ukraina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyepakati pembukaan blokade Rusia di Pelabuhan Ukraina untuk mencari solusi.
Hal itu seiring komitmen Turki dalam memastikan keberlanjutan dan kelancaran transportasi serta distribusi ekspor gandum ini, terutama untuk Afrika agar krisis pangan segera teratasi.
Terlebih lagi, terdapat sebanyak 11 juta ton gandum yang berhasil diekspor ke pasar global melalui Black Sea Grain Initiative.
“Kami sedang berdiskusi dan saat ini sepertinya tidak ada permasalahan untuk melanjutkan hal tersebut," tegas Erdogan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022