Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono mengatakan kegiatan KTT G20  di Nusa Dua Bali pada 15-16 November 2022 merupakan puncak momentum pemulihan ekonomi global.

"Dengan mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger', kegiatan itu mempunyai dampak signifikan bagi Indonesia, khusus terhadap perekonomian global dan domestik ke depan," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.

Di KTT G20, kata dia, ada banyak kepala negara yang hadir dan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia, artinya negara-negara tersebut adalah negara yang paling berpengaruh di dunia pada saat ini.

"Jadi melalui presidensi itu tentunya Indonesia berkesempatan untuk mengelola dan juga berkontribusi pada arah strategi dan kebijakan ekonomi global, terutama di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian (perang dagang, gangguan rantai pasok, inflasi dan pengetatan moneter)," ucapnya.

Menurut dia, eksistensi atas kondisi ekonomi yang stabil dan iklim ekonomi yang kondusif serta potensi ekonomi yang ditawarkan oleh Indonesia akan memberikan kepercayaan lebih bagi pelaku ekonomi global.

"Yang diharapkan adalah dorongan besar pada capital inflow ke Indonesia. Dampak lainnya dari kepercayaan yang ditimbulkan adalah kuatnya indikator makroekonomi Indonesia seperti nilai tukar rupiah yang harus diupayakan bersamaan dengan pemulihan ekonomi," kata dosen yang juga peneliti ekonomi Unej itu.

Dari sisi domestik, lanjutnya, rangkaian acara G20 berdampak pada berbagai sektor ekonomi, salah satunya sektor pariwisata karena kelamnya sektor pariwisata akibat COVID-19 seakan diberikan angin segar dengan adanya KTT G20 di Bali.

"Tak dipungkiri, itu kesempatan emas mengenalkan potensi wisata domestik lainnya dengan lebih lugas. Terlebih, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu poros wisata dunia yang memukau," ujarnya.

Menurut dia, hal itu menjadi keniscayaan dampak panjang dari G20 adalah tumbuh pesatnya sektor pariwisata nasional yang juga akan menjadi bahan bakar perekonomian nasional ke depan.

"Secara agregat, perhelatan G20 di Indonesia memiliki dampak pada pergerakan pertumbuhan ekonomi nasional. Dampak yang kelihatan saja PDB kita dua kuartal ini tumbuh impresif," tutur pakar moneter tersebut.

Adhitya menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tercatat 5,44 persen dan kuartal III tumbuh 5,72 persen, sehingga sinyal itu menjadi cerah dan menjanjikan dengan tetap tumbuh di atas 5 persen di tengah goyahnya ekonomi global.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022