Peneliti Universitas Jember (Unej) Bayu Taruna Widjaja Putra PhD memaparkan konsep pertanian presisi untuk Indonesia dalam kegiatan Dies Natalis ke-58 Unej yang digelar di Auditorium kampus setempat di Kabupaten Jember, Kamis.

Dosen muda yang dipilih sebagai dies reader itu membawakan judul "Penerapan Pertanian Presisi Pada Komoditi Perkebunan Sebagai Upaya Mewujudkan Pertanian yang Optimal dan Berkelanjutan" sesuai dengan visi Unej sebagai universitas yang unggul dalam pengembangan sains, teknologi, dan seni berwawasan lingkungan, bisnis dan pertanian industrial.

"Keberadaan pertanian dan perkebunan bagi Indonesia adalah vital karena menjadi mata pencaharian mayoritas penduduknya dan menyangkut hajat hidup banyak orang," kata Bayu dalam orasi ilmiahnya di kampus Unej.

Menurutnya tantangan pertanian dan perkebunan di masa kini dan masa datang di antaranya perubahan iklim, makin susutnya lahan pertanian disertai makin bertambahnya penduduk dunia.

Sementara itu, kualitas tanah makin buruk dibarengi debit air yang menipis, serta minat menjadi petani pun menurun diantara generasi milenial.

"Masalah itu masih ditambah dengan kondisi petani Indonesia yang umumnya adalah petani kecil dengan jumlah lahan, modal, akses dan pengetahuan mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang terbatas," tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, pertanian-perkebunan presisi yang berbiaya rendah, namun mudah penggunaannya menjadi salah satu alternatif untuk menjawab tantangan dunia pertanian dan perkebunan kita.

"Adopsi pertanian presisi dan penerapannya di sektor pertanian-perkebunan dapat menjadi salah satu upaya mencapai produksi optimal," katanya.

Ia menjelaskan pertanian-perkebunan presisi merupakan implementasi teknik atau konsep pertanian-perkebunan untuk mendapatkan produktivitas tinggi dengan input minimum, efisien, dan berkelanjutan pada tanaman pertanian-perkebunan.

Dalam penerapannya, pertanian-perkebunan presisi mengintegrasikan antara beberapa teknologi untuk menyajikan informasi terkait tanaman dan lingkungannya.

"Pertanian presisi mengadopsi beberapa teknologi di antaranya yaitu Remote Sensing (RS), Geographic Information System (GIS), Cloud Technology, Information system, Image processing, Artificial Intelligence dan Ilmu agronomi," ujarnya.

Lulusan S2 dan S3 dari Asian Institute of Technology memberikan contoh hasil penelitiannya Agri-turbidimeter yang merupakan alat untuk estimasi kualitas air berguna dalam melakukan pengukuran tingkat kekeruhan perairan secara langsung (real-time).

Kedua adalah Agriino, alat yang dikembangkan berbasis teknik ground-based remote sensing untuk pertanian presisi dan mampu untuk estimasi level klorofil dan nitrogen pada tanaman dengan cara hanya menempelkan alat ke daun, serta ketiga adalah Agriimeter, aplikasi yang digunakan untuk estimasi lingkar pohon.

"Kami menginisiasi pembentukan laboratorium Precision Agriculture and Geoinformatic. Laboratorium tersebut memberikan layanan baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan precision farming dan modern agriculture," katanya.

Sementara itu, Rektor Unej Iwan Taruna melaporkan perkembangan Universitas Jember selama setahun dan menginformasikan beberapa prestasi penting yang dicapai oleh kampus setempat.

"Tahun depan Unej bersiap menyongsong akreditasi internasional bagi sepuluh program studi setelah sebelumnya sudah ada tiga program studi yang terakreditasi internasional," ucapnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022