Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan santunan dari Presiden Joko Widodo kepada keluarga korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

"Ini penyerahan (santunan) dari Presiden. Presiden sangat perhatian dengan peristiwa ini, selain itu ada satu santunan dari Kementerian Sosial," ujarnya di Kota Malang, Jumat.

Ia  mengatakan bahwa ada tujuh santunan yang diberikan kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Mensos menjelaskan santunan yang diberikan kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan tersebut merupakan bentuk kepedulian dari pemerintah.

Ia berharap tidak ada lagi peristiwa serupa yang terjadi di kemudian hari, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.

Ia juga akan melakukan tindak lanjut kepada keluarga atau anak-anak yang kehilangan orang tua akibat peristiwa tersebut.

"Ini niatnya bukan menggantikan putra-putri bapak Ibu sekalian atau adik atau kakak yang telah meninggalkan kita semua. Kami mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya," kata Tri Rsimaharini.

Dalam kesempatan itu, salah satu warga Kota Malang mengeluhkan layanan kesehatan bagi korban tragedi Kanjuruhan yang diberikan oleh salah satu rumah sakit sehingga keluarga korban harus menjalani perawatan di rumah sakit lain dengan dokter spesialis.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan keluhan dari keluarga korban tragedi Kanjuruhan tersebut kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar pelayanan kepada korban rawat jalan tragedi Kanjuruhan bisa berjalan optimal.

"Untuk biaya (karena melakukan perawatan di rumah sakit lain), nanti akan diganti oleh pemerintah kota untuk warga Kota Malang. Sementara untuk di Kabupaten Malang, Bupati juga sudah berjanji, tapi nanti akan saya sampaikan," ucapnya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar hingga sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022