Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Situbondo melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah apotek yang masih menjual dan memajang obat sirop (cair) yang diduga terkontaminasi zat berbahaya dan menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak.

Bupati Situbondo Karna Suswandi, Senin, mengatakan sidak dan sekaligus operasi obat sirop yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol (EG-DEG) atau kandungan pemicu gagal ginjal akut pada anak.

"Saya bersama Forkopimda dan dinas terkait operasi ke apotek-apotek agar tidak menjual obat sirop yang dimungkinkan mengakibatkan gagal ginjal akut pada anak-anak," kata Bupati Karna kepada wartawan di sela inspeksi mendadak.

Dalam operasi obat sirop yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas, lanjut dia, petugas mengamankan puluhan produk botol obat sirop yang diduga berbahaya dan masih dipajang di etalase apotek.

Selain mengamankan puluhan botol obat sirop berbahaya, Bupati Karna dan Forkopimda lainnya meminta pemilik apotek agar tidak menjual kepada masyarakat.

"Ada beberapa produk obat sirop yang kami amankan agar tidak dijual sembari menunggu petunjuk lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan RI," ujar dia.

Hingga saat ini, kata bupati, di Situbondo belum ditemukan kasus gagal ginjal akut pada anak yang selama ini diderita beberapa anak di Indonesia, yang diduga akibat dari obat sirop yang mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas.

"Informasi yang kami terima sampai sekarang Alhamdulillah di Situbondo belum ada kasus gagal ginjal akut pada anak. Semoga ini tidak akan terjadi. Dan masyarakat harus lebih waspada membeli obat sirop untuk putra dan putrinya," kata dia.

Bupati mengimbau agar para orang tua terutama yang memiliki anak usia balita untuk tidak mengonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah.

Salah seorang pemilik apotek di Jalan PB Sudirman, Thomas, mengaku secara mandiri menarik dan tidak menjual obat sirop yang menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak.

Sejauh ini, lanjut dia, masih banyak masyarakat yang hendak membeli obat sirop jenis unibebi cough dan unibebi demam, yakni obat sirop batuk dan demam.

"Beberapa hari terakhir masih masyarakat yang menanyakan obat sirop unibebi demam, tapi saya sarankan untuk menggunakan obat sirop lainnya. Informasinya berubah-ubah, kemarin obat sirop penurun panas thermorex dilarang, namun ada informasi lagi kalau diperbolehkan," tuturnya.

Dari pantauan, Forkopimda sidak ke beberapa apotek di seputar kota, di antaranya Apotek Diponegoro Jalan PB Sudirman, Apotek Sumber Sehat di Jalan Ahmad Yani dan Apotek Cendrawasih di Jalan Diponegoro.

Data diperoleh, sementara ini ada tiga jenis produk yang telah dilakukan pengujian dan dinyatakan mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas aman berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Dari 102 produk yang digunakan pasien, tiga di antaranya mengandung EG/DEG yakni, obat sirop batuk unibebi, unibebi demam dan unibebi demam drops.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022