Seorang balita berusia empat tahun di Kabupaten Ngawi dilaporkan meninggal dunia diduga mengalami gagal ginjal akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.
"Dimungkinkan ada satu kasus (gagal ginjal akut) di Kabupaten Ngawi. Rencana pasien ini akan dirujuk ke Jakarta, tetapi meninggal dunia, kemarin," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Yudono kepada wartawan di Ngawi, Kamis.
Menurut dia, balita tersebut awalnya dirawat di Rumah Sakit Swasta At-tin Husada Ngawi. Namun, tidak kunjung sembuh dan akhirnya dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah untuk perawatan lebih lanjut hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia.
Keluhan awal dari pasien balita tersebut adalah mengalami demam tinggi, muntah, dan diare.
Yudono meminta masyarakat Ngawi untuk waspada terkait kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang saat ini menjadi perhatian serius.
Pihaknya meminta para orang tua yang memiliki anak di bawah usia enam tahun lebih waspada dan melakukan deteksi dini atas kesehatan anaknya.
Salah satu yang perlu diwaspadai, antara lain adanya gejala penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine, baik dengan atau tanpa gejala demam. Selain itu, munculnya gejala diare dan batuk pilek, juga perlu pula diwaspadai.
"Awalnya pasien anak yang meninggal itu karena panas. Selain demam, yang jelas kalau gagal ginjal itu tidak bisa buang air kecil. Ini yang menjadi kewaspadaan bersama, kalau sakit panas diberi minum banyak, tetapi tidak bisa pipis harus hati-hati, ada kemungkinan di ginjalnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Dimungkinkan ada satu kasus (gagal ginjal akut) di Kabupaten Ngawi. Rencana pasien ini akan dirujuk ke Jakarta, tetapi meninggal dunia, kemarin," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Yudono kepada wartawan di Ngawi, Kamis.
Menurut dia, balita tersebut awalnya dirawat di Rumah Sakit Swasta At-tin Husada Ngawi. Namun, tidak kunjung sembuh dan akhirnya dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah untuk perawatan lebih lanjut hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia.
Keluhan awal dari pasien balita tersebut adalah mengalami demam tinggi, muntah, dan diare.
Yudono meminta masyarakat Ngawi untuk waspada terkait kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang saat ini menjadi perhatian serius.
Pihaknya meminta para orang tua yang memiliki anak di bawah usia enam tahun lebih waspada dan melakukan deteksi dini atas kesehatan anaknya.
Salah satu yang perlu diwaspadai, antara lain adanya gejala penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine, baik dengan atau tanpa gejala demam. Selain itu, munculnya gejala diare dan batuk pilek, juga perlu pula diwaspadai.
"Awalnya pasien anak yang meninggal itu karena panas. Selain demam, yang jelas kalau gagal ginjal itu tidak bisa buang air kecil. Ini yang menjadi kewaspadaan bersama, kalau sakit panas diberi minum banyak, tetapi tidak bisa pipis harus hati-hati, ada kemungkinan di ginjalnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022