Sejumlah peneliti Universitas Jember (Unej) di Jawa Timur yang dipimpin Dr Iis Nur Asyiah berhasil menemukan pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda pertama di Indonesia.
"Pupuk yang diberi nama BRE-4 itu selain berhasil mengendalikan nematoda parasit pada tanaman, ternyata sukses menyuburkan tanaman, bahkan meningkatkan produktivitas tanaman," kata Ketua tim peneliti Unej Iis Nur Aisyah dalam siaran pers yang diterima di Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya keberhasilan itu terlihat pada saat panen padi hasil pemupukan menggunakan BRE-4 yang dilakukan di sawah yang menjadi demplot penelitian di Kelurahan Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.
Ia mengatakan BRE-4 dikembangkannya mulai tahun 2010 dan awalnya dikembangkan untuk mengendalikan nematoda yaitu salah satu organisme pengganggu tumbuhan yang menyerang berbagai tanaman budidaya.
Jika nematoda telah menyerang tanaman maka biasanya muncul butiran mirip jerawat di akarnya, tanaman yang diserang nematoda produktivitasnya akan menurun dan lama kelamaan akan mati. Nematoda biasanya menyerang tanaman padi, tanaman hortikultura seperti tomat dan sayur hingga tanaman perkebunan seperti kopi.
"Kami melakukan eksplorasi rhizobakteri dan bakteri endofit yang memiliki kemampuan mengendalikan nematoda parasit pada tanaman," katanya.
Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa isolat bakteri yang empat di antaranya berpotensi mengatasi nematoda karena memiliki keunggulan dari yang lainnya.
Keempat isolat bakteri tersebut kemudian teridentifikasi sebagai Bacillus sp. dan Pseudomonas sp, sehingga komposisi diracik dinamakan BRE-4 yang berasal dari kata Bakteri Rhizo dan Endofit dan karena jumlahnya ada empat maka kami tambahkan angka 4.
Dari observasi yang dilakukan oleh tim peneliti, butiran padi atau malai padi dari tanaman padi yang disemprot BRE-4 lebih banyak yang rata-rata terdapat 27 bulir padi dibandingkan padi tanpa perlakuan sekitar 12 hingga 15 bulir padi. Dan yang terpenting, nematoda parasit yang berada di akar padi 90 persen hilang.
Dosen di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP bersama tim yang beranggotakan Lenny Widjayanthi Ph.D dan A. Pandu Pradan MSi dari Fakultas Pertanian mencobakan BRE-4 kepada tanaman hortikultura seperti sawi putih, tomat hingga cabai, sedangkan tanaman perkebunan dicoba di kopi arabika dan robusta.
"Ternyata BRE-4 berhasil mengatasi nematoda parasit di beberapa tanaman tersebut, bahkan pemakaian BRE-4 sudah direkomendasikan oleh Puslit Kopi dan Kakao," ujarnya.
Pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda BRE-4 sudah lolos uji mutu dari Kementerian Pertanian RI dan kini tengah menunggu izin edar dan uji efikasi yang menurut rencana akan keluar pada November 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pupuk yang diberi nama BRE-4 itu selain berhasil mengendalikan nematoda parasit pada tanaman, ternyata sukses menyuburkan tanaman, bahkan meningkatkan produktivitas tanaman," kata Ketua tim peneliti Unej Iis Nur Aisyah dalam siaran pers yang diterima di Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya keberhasilan itu terlihat pada saat panen padi hasil pemupukan menggunakan BRE-4 yang dilakukan di sawah yang menjadi demplot penelitian di Kelurahan Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.
Ia mengatakan BRE-4 dikembangkannya mulai tahun 2010 dan awalnya dikembangkan untuk mengendalikan nematoda yaitu salah satu organisme pengganggu tumbuhan yang menyerang berbagai tanaman budidaya.
Jika nematoda telah menyerang tanaman maka biasanya muncul butiran mirip jerawat di akarnya, tanaman yang diserang nematoda produktivitasnya akan menurun dan lama kelamaan akan mati. Nematoda biasanya menyerang tanaman padi, tanaman hortikultura seperti tomat dan sayur hingga tanaman perkebunan seperti kopi.
"Kami melakukan eksplorasi rhizobakteri dan bakteri endofit yang memiliki kemampuan mengendalikan nematoda parasit pada tanaman," katanya.
Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa isolat bakteri yang empat di antaranya berpotensi mengatasi nematoda karena memiliki keunggulan dari yang lainnya.
Keempat isolat bakteri tersebut kemudian teridentifikasi sebagai Bacillus sp. dan Pseudomonas sp, sehingga komposisi diracik dinamakan BRE-4 yang berasal dari kata Bakteri Rhizo dan Endofit dan karena jumlahnya ada empat maka kami tambahkan angka 4.
Dari observasi yang dilakukan oleh tim peneliti, butiran padi atau malai padi dari tanaman padi yang disemprot BRE-4 lebih banyak yang rata-rata terdapat 27 bulir padi dibandingkan padi tanpa perlakuan sekitar 12 hingga 15 bulir padi. Dan yang terpenting, nematoda parasit yang berada di akar padi 90 persen hilang.
Dosen di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP bersama tim yang beranggotakan Lenny Widjayanthi Ph.D dan A. Pandu Pradan MSi dari Fakultas Pertanian mencobakan BRE-4 kepada tanaman hortikultura seperti sawi putih, tomat hingga cabai, sedangkan tanaman perkebunan dicoba di kopi arabika dan robusta.
"Ternyata BRE-4 berhasil mengatasi nematoda parasit di beberapa tanaman tersebut, bahkan pemakaian BRE-4 sudah direkomendasikan oleh Puslit Kopi dan Kakao," ujarnya.
Pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda BRE-4 sudah lolos uji mutu dari Kementerian Pertanian RI dan kini tengah menunggu izin edar dan uji efikasi yang menurut rencana akan keluar pada November 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022