Manajer tim Arema FC Ali Rifki menyatakan manajemen dan pemain Singo Edan berencana mendatangi satu per satu korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam. 

"Insya Allah besok pemain kami ajak bareng ke para korban," katanya di Kabupaten Malang, Minggu. 

Ali Rifki menyebut manajemen dan pemain syok dengan kericuhan yang terjadi hingga merenggut ratusan korban jiwa. 

"Saya kira tim semua, pemain, syok semua. Semua tidak menginginkan ini," katanya. 

Dia menegaskan, manajemen Arema FC tidak mempedulikan sanksi yang diterima dari PSSI karena kericuhan tersebut. 

"Saya dari manajemen tidak peduli dan tidak memikirkan sanksi. Yang kami pikirkan keluarga korban dan korban yang akan kita datangi satu per satu," ujarnya. 

"Turut berduka cita, sesuatu hal yang tidak kita inginkan bersama. Banyak yang meninggal, saya ikut mengangkat jenazah," tuturnya sambil terisak. 

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu malam.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Akibat kericuhan tersebut ratusan orang dilaporkan meninggal dunia. 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022