Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menyebut pelestarian sedekah bumi yang kini masih digelar di sejumlah perkampungan di Kota Pahlawan merupakan bagian dari penguatan seni dan budaya.

"Dalam sedekah bumi ini juga diberikan ruang kesempatan bagi pelaku kesenian tradisional untuk tampil," kata Adi Sutarwijono di Surabaya, Senin.

Kegiatan sedekah bumi di eks-Pedukuhan Sumberan, RW 04 Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya, dilaksanakan pada Minggu (25/9) malam. 

Kegiatan sedekah bumi tersebut menampilkan kesenian tradisional reog dan jaranan atau kuda lumping. Ada juga pasar malam yang dipenuhi lapak-lapak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan pedagang kaki lima berjajar di pinggir jalan.

Selain memberikan kesempatan bagi pelaku kesenian tradisional untuk tampil, lanjut dia, pelaku-pelaku UMKM juga terangkat, sehingga mendukung upaya-upaya pemulihan ekonomi di Kota Surabaya setelah 2 tahun dilanda pandemi COVID-19.

Cak Awi, sapaan akrabnya, mengatakan sedekah bumi adalah kegiatan yang diwariskan pendiri desa, yang sudah lama berakar di Surabaya.

"Melalui Sedekah Bumi, warga masyarakat memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas semua keberkahan, rejeki, keselamatan dan ketentraman. Kegiatan ini menguatkan gotong royong dan keguyuban warga masyarakat," kata dia.

Ia mendukung upaya-upaya pelestarian tradisi adat istiadat berupa sedekah bumi, dan merawat seni budaya, yang diwariskan oleh para generasi pendahulu.

"Kita harus jaga, agar adat istiadat dan seni budaya tetap hidup di tengah kemajuan kota," ujar dia.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022