Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalokasikan anggaran sebesar Rp5,7 miliar program bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) untuk warga kurang mampu atau prasejahtera di 271 desa/kelurahan setempat.
"Alokasi anggaran ini diambil dua persen dari dana alokasi umum (DAU) yang dikirim (pemerintah, red.) pusat untuk (Kabupaten, red.) Tulungagung," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Senin.
Tidak disebut rinci jumlah keluarga prasejahtera yang bakal menerima bantuan langsung tunai tersebut.
Maryoto hanya mengatakan bahwa setiap calon penerima berhak mendapat BLT sebesar Rp150 ribu per bulan.
Ia berharap, bantuan yang diberikan bisa mengurangi beban warga, terutama kelompok masyarakat dengan daya beli rendah.
“Jadi di satu sisi kita (BBM, red.) naik, bantuan kepada warga juga kita intensifkan,” ujarnya.
Terkait harga kebutuhan pangan pasca-kenaikan harga BBM, Maryoto menyatakan belum ditemukan kenaikan ekstrem.
Menurut dia, dinamika harga masih dalam batas sama, termasuk stok pangan.
Pemerintah akan melakukan pengendalian secara langsung terhadap harga kebutuhan pangan.
“Kami sudah ada petunjuk, jika ada masalah kekurangan kebutuhan pangan, kita bisa mencadangkan dalam anggaran umum,” ujarnya.
Pimpinan Bulog Cabang Tulungagung Junaedi mengatakan stok beras di Tulungagung masih aman untuk mengantisipasi gejolak pangan.
Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan Pemkab Tulungagung melalui Dinas Perdagangan Kabupaten Tulungagung untuk melakukan intervensi harga di pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Alokasi anggaran ini diambil dua persen dari dana alokasi umum (DAU) yang dikirim (pemerintah, red.) pusat untuk (Kabupaten, red.) Tulungagung," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Senin.
Tidak disebut rinci jumlah keluarga prasejahtera yang bakal menerima bantuan langsung tunai tersebut.
Maryoto hanya mengatakan bahwa setiap calon penerima berhak mendapat BLT sebesar Rp150 ribu per bulan.
Ia berharap, bantuan yang diberikan bisa mengurangi beban warga, terutama kelompok masyarakat dengan daya beli rendah.
“Jadi di satu sisi kita (BBM, red.) naik, bantuan kepada warga juga kita intensifkan,” ujarnya.
Terkait harga kebutuhan pangan pasca-kenaikan harga BBM, Maryoto menyatakan belum ditemukan kenaikan ekstrem.
Menurut dia, dinamika harga masih dalam batas sama, termasuk stok pangan.
Pemerintah akan melakukan pengendalian secara langsung terhadap harga kebutuhan pangan.
“Kami sudah ada petunjuk, jika ada masalah kekurangan kebutuhan pangan, kita bisa mencadangkan dalam anggaran umum,” ujarnya.
Pimpinan Bulog Cabang Tulungagung Junaedi mengatakan stok beras di Tulungagung masih aman untuk mengantisipasi gejolak pangan.
Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan Pemkab Tulungagung melalui Dinas Perdagangan Kabupaten Tulungagung untuk melakukan intervensi harga di pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022