Pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa SMP Negeri 1 Pajarakan yang menjadi korban jembatan gantung ambruk, Jumat.

Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan dengan Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan ambruk ketika para siswa SMPN 1 Pajarakan melewati jembatan itu, sehingga puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai hingga menyebabkan 15 orang harus menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

"Pendampingan psikologis itu sangat diperlukan dalam rangka untuk menghilangkan trauma pada korban," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Probolinggo Fathur Rozi di Probolinggo.

Ia mengatakan pihaknya memberikan trauma healing kepada siswa SMPN 1 Pajarakan agar bisa kembali ceria seperti sedia kala sehingga harapannya anak-anak dapat belajar lagi tanpa dibayang-bayangi insiden tersebut.

"Korban yang mengalami luka-luka dibawa ke Puskesmas Pajarakan, namun sebanyak 15 siswa dan guru dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk mendapatkan perawatan intensif," katanya.

Menurutnya insiden tersebut berawal ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya melakukan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022.

"Dengan memakai pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah," ucapnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022