Pemerintah Kota Surabaya mendapat penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai daerah dengan kinerja penurunan kasus stunting terbaik di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penilaian kinerja delapan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan penghargaan itu merupakan buah dari kerja bersama dalam penanganan stunting atau kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.

"Penghargaan ini memberikan semangat kepada kami bahwa ini adalah awal dari perjuangan kami dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) yang ada. Ini langkah menuju zero stunting di Kota Surabaya," katanya di Surabaya, Rabu.

"Surabaya memiliki target menjadi zero stunting. Jadi, Insya Allah sampai akhir Desember 2022, kami sudah bergerak bersama dengan perguruan tinggi, dengan semua elemen yang ada di Kota Surabaya," kata dia.

Guna mencapai zero stunting atau nol kasus stunting, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan pemerintah kota melanjutkan pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting, mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi.

"Sistem ini berjalan maka ini harus terus, tidak boleh berhenti. Jadi, pencegahan itu harus kami lakukan terus, sehingga tidak ada stunting di Kota Surabaya," katanya.

Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen dalam masyarakat, termasuk Kader Surabaya Hebat.

Menurut data Pemerintah Kota Surabaya, jumlah kasus stunting yang tahun 2020 masih sebanyak 12.788 kasus, sudah turun menjadi 6.722 kasus pada 2021 dan pada tahun 2022 hingga Juli jumlahnya tersisa 1.219 kasus.

"Saya yakin sampai akhir Desember 2022 kami bisa menuju ke zero stunting di Kota Surabaya," kata Eri Cahyadi.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022