Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwinita Wikan Utami mengatakan sektor hortikultura dan perkebunan memiliki potensi besar sebagai solusi untuk membantu mengatasi perubahan iklim.

"Budi daya hortikultura secara presisi akan menurunkan intensitas emisi sekaligus meningkatkan produksi dan kualitas," kata Dwinita dalam Webinar "Peran Strategis Sub Sektor Hortikultura dan Perkebunan dalam Pencapaian Target Mitigasi Gas Rumah Kaca Nasional " di Jakarta, Jumat.

Sementara pengembangan tanaman perkebunan di lahan kritis dan terdegradasi akan meningkatkan serapan karbon daratan sekaligus untuk memenuhi permintaan dunia terhadap hasil komoditas perkebunan yang terus meningkat.

Karbon merupakan unsur yang memiliki karakteristik unik. Dalam siklusnya, karbon di atmosfer diserap oleh tanaman melalui proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk biomassa dan bahan organik tanah termasuk gambut.

Dalam perjalanannya, karbon kembali lepas ke atmosfer akibat deforestasi, dekomposisi bahan organik, dan kebakaran lahan.

Penanaman tanaman perkebunan yang mempunyai kepadatan karbon tinggi di lahan yang memiliki kandungan karbon organik rendah merupakan cara yang sangat efektif dalam pengurangan konsentrasi karbon di atmosfer.

Sub sektor perkebunan memiliki posisi penting dalam upaya mengidentifikasi komoditas yang paling sesuai dengan karakteristik lahan dengan memperhatikan aspek pengelolaan lahan, lingkungan, dan aspek pendukung lainnya.

Baca juga: Sekjen Kementerian PUPR: Dunia hadapi krisis air bersih dan pangan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022