Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan kapal bantu rumah sakit yang diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.
"Penamaan kapal bantu rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat adalah usulan dari Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri," katanya kepada wartawan usai peresmian di Surabaya, Senin.
Laksamana Yudo menelaskan bahwa Radjiman Wedyodiningrat adalah salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia.
Pejuang yang tergabung sebagai anggota organisasi Boedi Oetomo itu pada tahun 1945 terpilih sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
"Selanjutnya, mulai bulan September nanti, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 akan disiagakan di Markas Komando Armada (Koarmada) I Jakarta untuk menggantikan kapal bantu rumah sakit KRI Semarang yang akan dikembalikan fungsinya sebagai kapal jenis landing platform dock atau LPD," ujarnya.
TNI Angkatan Laut sebelumnya telah memiliki dua unit kapal bantu rumah sakit, yaitu KRI dr. Soeharso-990 yang disiagakan di Markas Koarmada II Surabaya dan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 yang disiagakan di Markas Koarmada III Sorong, Papua Barat.
Dengan demikian, TNI Angkatan Laut kini memiliki tiga unit kapal bantu rumah sakit yang dua di antaranya buatan PT PAL Indonesia, yaitu KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.
"Kapal bantu rumah sakit yang baru ini dengan KRI Wahidin Sudirohusodo sama-sama memiliki peralatan rumah sakit lengkap. Tapi, untuk KRI dr. Soeharso karena kapal lama sehingga tidak selengkap dua kapal ini," kata Laksamana Yudo, menjelaskan.
Dua kapal bantu rumah sakit buatan PT PAL Indonesia tersebut mampu melaksanakan operasi pasien.
Kasal Yudo Margono menandaskan bagi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut lebih luas dari daratan, keberadaan kapal bantu rumah sakit sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan warga.
"Ketika terjadi bencana alam, kapal bantu rumah sakit bisa segera dikerahkan ke lokasi untuk menangani korban yang mengalami luka-luka," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Penamaan kapal bantu rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat adalah usulan dari Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri," katanya kepada wartawan usai peresmian di Surabaya, Senin.
Laksamana Yudo menelaskan bahwa Radjiman Wedyodiningrat adalah salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia.
Pejuang yang tergabung sebagai anggota organisasi Boedi Oetomo itu pada tahun 1945 terpilih sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
"Selanjutnya, mulai bulan September nanti, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 akan disiagakan di Markas Komando Armada (Koarmada) I Jakarta untuk menggantikan kapal bantu rumah sakit KRI Semarang yang akan dikembalikan fungsinya sebagai kapal jenis landing platform dock atau LPD," ujarnya.
TNI Angkatan Laut sebelumnya telah memiliki dua unit kapal bantu rumah sakit, yaitu KRI dr. Soeharso-990 yang disiagakan di Markas Koarmada II Surabaya dan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 yang disiagakan di Markas Koarmada III Sorong, Papua Barat.
Dengan demikian, TNI Angkatan Laut kini memiliki tiga unit kapal bantu rumah sakit yang dua di antaranya buatan PT PAL Indonesia, yaitu KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.
"Kapal bantu rumah sakit yang baru ini dengan KRI Wahidin Sudirohusodo sama-sama memiliki peralatan rumah sakit lengkap. Tapi, untuk KRI dr. Soeharso karena kapal lama sehingga tidak selengkap dua kapal ini," kata Laksamana Yudo, menjelaskan.
Dua kapal bantu rumah sakit buatan PT PAL Indonesia tersebut mampu melaksanakan operasi pasien.
Kasal Yudo Margono menandaskan bagi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut lebih luas dari daratan, keberadaan kapal bantu rumah sakit sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan warga.
"Ketika terjadi bencana alam, kapal bantu rumah sakit bisa segera dikerahkan ke lokasi untuk menangani korban yang mengalami luka-luka," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022