Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk mengoptimalkan potensi Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem yang ada di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, untuk menjadi objek wisata budaya.

Bangunan cagar budaya yang saat ini sedang proses renovasi tersebut memiliki nilai sejarah dan potensi pariwisata yang tinggi jika dikembangkan dengan maksimal. Salah satunya dengan penambahan fasilitas wisata air guna memperkuat daya tarik objek tersebut.

"Di belakang Benteng Pendem ini terdapat pertemuan aliran Sungai Bengawan Madiun dengan Bengawan Solo yang bahkan dulu merupakan pelabuhan yang jika dikembangkan bisa menambah nuansa wisata edukasi Benteng Pendem menjadi kuat," ujar Gubernur Khofifah saat meninjau progres renovasi Benteng Pendem di Ngawi, Kamis.

Baca juga: Revitalisasi Benteng Pendem Ngawi capai 90 persen, dijadwalkan selesai Januari 2023

Menurut dia, usulan tersebut akan didiskusikan secara langsung bersama tim ahli dari Belanda yang saat ini sedang menyiapkan wisata air Sungai Wlingi.

"Saat ini, tim dari Belanda sedang mendukung wisata air sungai Wlingi di Pasuruan. Kemudian ditambahkan di belakang Grahadi anak sungai Kalimas dan sudah disetujui untuk dipercantik juga. Maka, Insyaallah saya usulkan untuk ditambahkan membuat wisata air di belakang benteng ini, tim Belanda semoga tidak keberatan karena ini bagian heritage yang memiliki nilai sejarah berkaitan dengan Belanda," kata Khofifah.

Baca juga: Dana restorasi Benteng Pendem Ngawi diproyeksikan Rp150 miliar

Khofifah menilai dukungan wisata air di Van Den Bosch akan membuat benteng itu lebih indah dan semakin potensial sebagai tempat wisata. Selain itu, konektivitas destinasi wisata satu dengan destinasi wisata lainnya semakin terintegrasi, utamanya dengan Museum Trinil.

"Dengan demikian, orang akan menikmati Kabupaten Ngawi dengan keunggulan komparatif maupun kompetitif dari sisi lain," imbuhnya.

Tidak hanya wisata air, Gubernur Khofifah juga mengusulkan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono apabila benteng sudah selesai direnovasi, segera menyiapkan pemandu wisata bagi pengunjung yang masuk ke dalam benteng, mengingat sejarah benteng tersebut cukup panjang dan menarik untuk diketahui.

Baca juga: Presiden "Ngopi" di Benteng Pendem Ngawi

Setiap pengunjung perlu mengetahui secara detail fungsi ruang-ruang yang ada di dalam bangunan tersebut. Sebab, wisata di benteng itu tidak hanya menjadi tempat rekreasi melainkan juga untuk mengeksplorasi nilai historis dan sisi edukatif.

"Mulai sekarang bisa dicicil apa saja yang bisa dijelaskan terkait benteng ini. Kontennya disiapkan. Saya langsung membahas dengan tim budpar, perpustakaan, dan kominfo apa yang bisa didukung oleh Pemprov Jatim, khususnya terkait digital library dengan artificial intelligence," katanya.

Khofifah yang didampingi Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala Dinas Cipta Karya Bina Marga Provinsi Jatim tidak hanya meninjau, tetapi juga ingin bersinergi dengan Pemkab Ngawi untuk mendukung penguatan benteng tersebut.

"Sambil jalan saya sampaikan ke Bupati, saya usul, nantinya bisa dibuat hotel, berbagai pertemuan, ekspo UMKM , peragaan busana, dan sebagainya. Benteng ini memiliki keindahan yang sangat mempesona. Bisa multi fungsi," kata Khofifah.

Restorasi Benteng Pendem Ngawi masuk dalam turunan proyek strategis nasional untuk menjadi salah satu destinasi wisata berskala nasional dan internasional.

Hal itu setelah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Benteng Pendem Ngawi pada Februari 2019 dan melihat potensi salah satu aset negara itu.

Restorasi Benteng Pendem Ngawi menyedot anggaran Kementerian PUPR senilai Rp113,7 miliar dan proyek tersebut dikerjakan selama 26 bulan atau maksimal hingga Januari 2023 oleh BUMN PT Nindya Karya (Persero).

Adapun tujuan dari restorasi tersebut selain untuk melestarikan bangunan bersejarah, juga untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah Ngawi.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022