Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, membentuk Warung Setop Stunting guna menekan kasus kekerdilan di wilayahnya yang saat ini sedang gencar dilakukan pencegahannya oleh pemerintah pusat.

"Kasus stunting ini kan erat kaitannya dengan asupan gizi. Maka dari itu, kita berupaya mendekatkan gizi ini kepada anak-anak stunting dengan membentuk Warung Setop Stunting," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun dr. Denik Wuryani di Madiun, Selasa.

Menurut dia, warung tersebut menyediakan paket bahan makanan bergizi untuk anak balita yang mengalami kasus stunting secara gratis.

Warung Setop Stunting tersebut rencananya nanti ada di tiap kelurahan. Namun, sementara ini baru dibentuk di Kelurahan Kanigoro sebagai proyek percontohan.

Warung tersebut menyediakan paket bantuan gizi tambahan seperti beras nutrisi, vitamin, sayur, susu, telur ayam, dan lain sebagainya. Pemberian terjadwal setiap satu minggu sekali. Balita stunting yang telah terdata akan mendapatkan voucher untuk ditukar dengan paket gizi tersebut.

"Sementara ini terus dievaluasi pelaksanaannya sambil kita cari formula yang tepat. Termasuk lokasinya, apakah di kantor kelurahan atau di lapak UMKM di tiap kelurahan. Nanti perkembangannya seperti apa, ini masih terus kita evaluasi," katanya.

Sesuai data, saat ini ada sebanyak 562 balita dengan kondisi stunting di Kota Madiun. Mereka tersebar di seluruh kelurahan.

Ia menjelaskan angka stunting di Kota Madiun sejatinya sudah cukup rendah, yakni sebesar 12,4 persen. Angka tersebut sudah lebih rendah dari target nasional. Sedangkan, target pemerintah di angka 24,4 persen.

Pemerintah pusat berencana menurunkan prevalensi kasus stunting anak menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

"Prinsipnya seperti arahan dari Wali Kota, kita terus menekan angka stunting. Selain pemberian asupan gizi, juga melakukan upaya pencegahan lainnya," tambahnya.

Guna mengurangi kasus stunting, Pemkot Madiun terus melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan melakukan program kecukupan gizi, imunisasi, jambanisasi, kampung KB, program keluarga harapan, posyandu, hingga kampanye gemar makan ikan.

Selain itu, untuk mencegah stunting, Dinkes Kota Madiun melakukan pendampingan sejak dini dengan pemberian tablet penambah darah secara rutin kepada remaja putri usia SMP dan SMA. Lalu memberikan penyuluhan kepada calon pengantin perempuan serta melakukan pengawasan terhadap ibu hamil.

Pengawasan dan pemantauan berlanjut dilakukan saat ibu melahirkan hingga anak usia dua tahun. Pemenuhan gizinya harus seimbang.

Selain itu, Dinas Pendidikan setempat bersama lintas sektoral terkait hingga Pengadilan Agama juga memiliki tim Gerakan Disiplin Sekolah (GDS) yang memantau dan mencegah anak didik untuk melakukan kenakalan hingga mengurangi kasus hubungan seksual di luar nikah yang dapat berdampak pada perkawinan usia muda.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022