E-Money SpeedCash dan Universitas Negeri Surabaya menggelar pelatihan batik daun atau lebih dikenal dengan ecoprint untuk membantu masyarakat penyandang disabilitas.

"Kepedulian terhadap teman-teman difabel merupakan hal yang patut dijadikan perhatian kita bersama. Dengan keterbatasan yang mereka alami, teman-teman difabel kerap dipandang sebelah mata. Maka kami menggelar kegiatan ini di Ruang Pasien Surabaya," kata Manager Emoney SpeedCash, Digda di Surabaya, Kamis.

Menurutnya, sinergi Unesa dan SpeedCash tumbuh tanpa pendanaan asing. Hal tersebut kan terus konsisten dalam melakukan kegiatan pelatihan batik ecoprint karena berguna bagi mereka jika nantinya ingin berwirausaha.

Digda mengungkapkan, peserta terlihat antusias saat mendengarkan materi sampai praktik langsung dalam pembuatan batik.

Peserta difabel dan pendampingnya begitu semangat menata daun-daun yang dipilih, dan dikreasikan sesuai keinginan mereka.

Mereka saling membantu satu sama lain dalam menata daun-daunnya hingga terbentuk motif batik yang bernuansa khas nusantara.

"Saya yakin dengan semangat dan tekadnya, teman-teman dari ruang pasien ini bisa melahirkan sebuah karya batik daun yang berkualitas, baik untuk home decor maupun fesyen. Semoga langkah kami ini, bisa memberikan dampak positif untuk meningkatkan taraf hidup mereka," katanya.

Pelatihan ecoprint ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang dengan dibantu oleh masing-masing pendamping di setiap kelompoknya.

Dosen Unesa, Tyas menambahkan proses pembuatan batik ecoprint ini tergolong mudah dan ramah untuk teman-teman difabel, karena dalam proses pembuatan motifnya, dilakukan dengan menata daun di atas kain yang sebelumnya sudah di rendam dengan larutan tunjung untuk daun dan tawas untuk kain.

Sementara itu, salah satu penyandang difabel, Lilik Handayani mengaku tetap semangat mengikuti pelatihan meski dengan keterbatasan yang ia miliki.

"Saya tetap bersemangat melakukan apapun yang saya inginkan. Pelatihan membatik ini sangat membantu saya untuk tetap berkarya, syukur-syukur bisa dijual kedepannya," kata penderita kaki gajah itu.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022