Ajang Banyuwangi Fashion Festival (BFF) kembali digelar setelah libur selama pandemi menjadi ajang naik kelas bagi para pelajar di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Di ajang bergengsi yang dihelat di Terminal Pariwisata Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (12/7) ini, peserta fesyen menunjukkan hasil karya hasil kolaborasi dengan sejumlah desainer profesional.

Sedikitnya ada 10 desainer daerah yang berkolaborasi dengan siswa SMK di Banyuwangi, dengan mengusung konsep Co-Exist. Konsep yang mengedepankan kolaborasi antarsesama dan alam itu berwujud dalam sejumlah tema busana. Mulai dari tropical reborn, green forest, angel runaway, hingga altsea.

Salah seorang desainer profesional yang berkolaborasi dengan pelajar adalah Almira. Pemilik butik busana Muslim di bilangan Letkol Sugiono Banyuwangi itu kerja sama dengan enam orang siswa SMK Sritanjung Banyuwangi.

"Seluruh desain dan pemotongan dikerjakan oleh mereka, kami hanya sebagai kurator dan pembimbing di setiap proses pengerjaan. Saya senang melihat hasil kerja mereka ini. Hanya dua minggu dan hasilnya sangat bagus," kata Almira yang di panggung BFF itu menampilkan kolaborasi desain yang terinspirasi dari Haik, busana tradisional bangsa Algeria.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sanet Sabintang. Pemilik brand fashion itu berkolaborasi dengan para siswa SMK Ihya Ulumuddin, Singojuruh. Mereka mengusung konsep Iyashi yang mengandung makna penyembuhan.

"Banyak ilmu yang saya dapat saat berkolaborasi ini. Mulai dari memilih bahan, mendesain, memotong sampai bagaimana menjahit yang rapi. Kami merasa sangat tersanjung karena diberi kesempatan tampil di panggung yang megah ini," kata Nurul Islami, pelajar kelas XI yang berkesempatan kerja bareng dengan Sanet Sabintang.

Puluhan karya busana hasil kreasi pelajar dan desainer itu, ditampilkan secara megah di panggung BFF. Dibawakan oleh para model profesional dan disaksikan oleh ribuan pengunjung secara offline dan online. Aplaus meriah kerap menyeruak kala para desainer tampil di atas panggung.

"Saya tidak menyangka kreativitas saya dan kawan-kawan berbuah baik dan ditampilkan di BFF. Semoga ke depannya makin banyak panggung semacam ini untuk kami anak-anak pelajar," kata Rindu, salah seorang pelajar SMK Sritanjung yang turut ambil bagian.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir secara virtual mengapresiasi BFF kali ini. Ia berharap kegiatan tersebut bisa mendorong kreativitas anak milenial di Bumi Blambangan agar semakin produktif.

"Semoga dengan melibatkan pelajar dan para pelaku industri fesyen Banyuwangi, ajang BFF ini bisa semakin menumbuhkan industri kreatif di Banyuwangi tercinta ini," kata Ipuk.

Bupati Ipuk juga memastikan bahwa kreativitas anak muda di Banyuwangi akan selalu mendapat ruang.

"Ajang ini akan rutin dilakukan setiap tahunnya. Ini untuk memastikan tersedianya ruang kreasi bagi kreativitas anak muda Banyuwangi," ujarnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Dr. Rulli Nuryanto, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, Ketua Dekopin Pusat, Sekban Bakorwil Jember Juhaer. BFF ini digelar bersamaan dengan peringatan Hari Koperasi ke-75. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022