Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jember Hawari Hamim mengimbau masyarakat tidak terlalu panik dengan wabah penyakit mulut dan kaku (PMK) menjelang Idul Adha 1443 Hijriah sehingga masyarakat tetap bisa berkurban seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Saya berharap masyarakat tidak larut dengan isu PMK yang berlebihan sehingga mengakibatkan turunnya semangat umat Islam untuk berkurban pada Idul Adha," katanya di Jember, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengatakan DMI Jawa Timur sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar melakukan langkah cepat dalam penanganan PMK, kemudian mengantisipasi virus PMK agar tidak semakin meluas ke masyarakat. Selain itu, DMI juga meminta ketua takmir masjid untuk lebih berhati-hati dalam memilih hewan kurban yang disembelih saat Idul Adha nanti.
"Kami imbau masyarakat yang membeli hewan kurban untuk berkoordinasi dengan Dinas Peternakan agar hewan tersebut bisa divaksin PMK terlebih dahulu dan mengambil hewan kurban yang sudah dibeli nya pada H-1 sebelum Hari Raya Idul Adha," katanya.
DMI berharap peran pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa PMK tidak bisa menular ke manusia sehingga persoalan itu tidak menjadi isu besar yang dapat mengakibatkan kegelisahan masyarakat dan takmir masjid menjelang Idul Adha 1443 Hijriah.
"DMI Jember akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan, aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawalan dalam pemotongan hewan usai shalat Idul Adha agar daging kurban benar-benar aman dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Ia berharap takmir masjid yang menjadi panitia kurban benar-benar meneliti keadaan hewan kurban yang akan disembelih dan kalau ada indikasi terkena virus bisa segera menghubungi petugas Dinas Peternakan untuk ditindaklanjuti.
"Mudah-mudahan tidak ada hewan kurban yang terkena PMK. Saya imbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan, namun tetap waspada terhadap penyakit mulut dan kuku yang saat ini mewabah," demikian Hawari Hamim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya berharap masyarakat tidak larut dengan isu PMK yang berlebihan sehingga mengakibatkan turunnya semangat umat Islam untuk berkurban pada Idul Adha," katanya di Jember, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengatakan DMI Jawa Timur sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar melakukan langkah cepat dalam penanganan PMK, kemudian mengantisipasi virus PMK agar tidak semakin meluas ke masyarakat. Selain itu, DMI juga meminta ketua takmir masjid untuk lebih berhati-hati dalam memilih hewan kurban yang disembelih saat Idul Adha nanti.
"Kami imbau masyarakat yang membeli hewan kurban untuk berkoordinasi dengan Dinas Peternakan agar hewan tersebut bisa divaksin PMK terlebih dahulu dan mengambil hewan kurban yang sudah dibeli nya pada H-1 sebelum Hari Raya Idul Adha," katanya.
DMI berharap peran pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa PMK tidak bisa menular ke manusia sehingga persoalan itu tidak menjadi isu besar yang dapat mengakibatkan kegelisahan masyarakat dan takmir masjid menjelang Idul Adha 1443 Hijriah.
"DMI Jember akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan, aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawalan dalam pemotongan hewan usai shalat Idul Adha agar daging kurban benar-benar aman dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Ia berharap takmir masjid yang menjadi panitia kurban benar-benar meneliti keadaan hewan kurban yang akan disembelih dan kalau ada indikasi terkena virus bisa segera menghubungi petugas Dinas Peternakan untuk ditindaklanjuti.
"Mudah-mudahan tidak ada hewan kurban yang terkena PMK. Saya imbau masyarakat tidak perlu panik berlebihan, namun tetap waspada terhadap penyakit mulut dan kuku yang saat ini mewabah," demikian Hawari Hamim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022