Keluarga almarhum Prajurit Dua (Prada) Beryl Kholif Al Rohman, anggota Batalion Infanteri Para Raider 431/ Satria Setia Perkasa (SSP) yang gugur dalam kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menggelar acara tahlil di rumah duka Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Malam ini sudah mulai tahlil. Sejak kemarin tetangga dan keluarga banyak yang datang ikut berduka cita," kata Kepala Desa Sukoharjo Ahmadi saat dikonfirmasi, Kamis malam.

Ia mengatakan sesuai dengan informasi awal, jenazah dijadwalkan tiba pada Kamis (30/6). Namun, informasi yang terbaru, pada Jumat (1/7) sore jenazah baru tiba di Bandara Juanda Surabaya.

Selanjutnya jenazah diberangkatkan menuju rumah duka di Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, dan diperkirakan tiba sekitar pukul 20.00 WIB.

Baca juga: Jenazah Prada Beryl korban penembakan KKB di Kiwirok dievakuasi ke Jayapura

Untuk rencana pemakaman dilakukan pada Sabtu (2/7) di lokasi makam yang tidak jauh dari rumah duka.

"Jarak antara makam dan rumahnya hanya sekitar 300 meter. Liang lahat juga sudah disiapkan," kata Ahmadi.

Ia mengatakan para tetangga silih berganti ke rumah duka. Mereka juga merasa kehilangan sosok prajurit TNI yang dikenal baik dan menjadi kebanggaan orang tuanya.

Ahmadi mengaku beberapa kali bertemu dengan almarhum, di antaranya ikut menjemput saat Prada Beryl lulus pendidikan militer dan ketika yang bersangkutan pulang ke rumah dari tugas negara.

Keluarga sudah mendapatkan informasi tentang kejadian gugurnya yang bersangkutan sesaat setelah kejadian dan dirinya juga mendapatkan informasi serupa.

"Saya mendapatkan informasi itu Rabu, menjelang Magrib lalu ke rumah duka. Saat itu, didampingi anggota Koramil, saya ke rumah duka konfirmasi ternyata benar. Tentunya orang tua sangat shock," katanya.

Ibu almarhum sempat bercerita tentang permintaan anaknya sebelum gugur. Sekitar tiga hari sebelum kejadian kontak tembak dengan KKB, Beryl menelepon ibundanya agar membersihkan kamarnya.

Selain itu, ia juga berencana membeli mobil untuk keluarga. Namun, harapan bertemu dengan anak dalam keadaan sehat kini pupus karena yang bersangkutan gugur dalam tugas.

Sementara itu, di rumah duka juga berjejer karangan bunga ungkapan duka cita dari sejumlah petinggi TNI dan pejabat pemerintah, seperti Panglima TNI dan Pangkostrad serta berbagai lembaga lainnya. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022