Warga Kalimantan Tengah dalam waktu tidak lama lagi bakal menyaksikan sebuah film layar lebar yang menceritakan tentang berbagai potensi, budaya, wisata, agama dan keberagaman serta sejarah Kota Palangka Raya melalui film berjudul "Sipet Anak Dayak".
Pemeran Utama Sipet Anak Dayak Arick Pramana saat berkunjung ke kantor LKBN Antara Biro Kalimantan Tengah, Kamis mengatakan, film perdana yang bercerita tentang Kalimantan Tengah tersebut bakal ditayangkan di bioskop XXI mulai 5 Juli dan pada tanggal 6-7 Juli 2022 di Gedung Pascasarjana IAIN Palangka Raya.
"Film ini mengangkat sejarah tokoh masyarakat Dayak Ngabe Soekah tersebut, dikemas dengan sangat apik dan modern, yang sebagian besar melibatkan tokoh-tokoh asli Kalimantan Tengah," kata Arick.
Film ini seluruhnya murni berasal dari Kalimantan Tengah. Sehingga, cerita yang disajikan adalah betul-betul asli dan dilakonkan oleh warga Kalimantan Tengah.
Ternyata kemampuan dan potensi masyarakatnya pada seni dan kebudayaan juga dapat bersaing dengan kawan-kawan dari daerah lain, sehingga pembuatan filmnya dapat berjalan dengan baik.
"Hanya beberapa yang diperankan oleh artis Jakarta. Seperti peran Nyai diperankan oleh Risa Amelia yang merupakan jebolan ajang KDI 2020, Waode Kartika dari Jakarta dan seorang pemain film senior Billy Boedjanger," katanya.
Melalui film yang juga dibintangi oleh Profesor doktor insinyur Bambang yang merupakan keturunan dari Ngabe Soekah tersebut, sebagai komitmen untuk mengangkat tentang keindahan alam Kalimantan Tengah.
"Makanya, kita syutingnya banyak di tempat-tempat wisata, seperti di Taman Nasional Sebangau Kereng Bangkirai, tempat wisata Bukit Tangkiling, Sungai Kahayan dan beberapa lokasi wisata yang luar biasa keindahannya." katanya.
Menurut dia, film ini juga diangkat dari kisah nyata, tentang perjalanan seorang tokoh Dayak Kalimantan Tengah, sehingga selama syuting film yang dilaksanakan hanya dalam waktu 18 hari tersebut, tidak terlepas dengan cerita-cerita mistis.
Ia menjelaskan, film ini juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas akan keindahan alam dan keharmonisan masyarakatnya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin yang mendukung pembuatan film tersebut.
Ia mengungkapkan, bahwa Wali Kota juga ikut membantu mempromosikan film itu, dan mendukung kegiatan tersebut sehingga ini apresiasi yang sangat luar biasa sekali.
"Mungkin belum banyak yang tahu Kateng itu seperti apa, tapi melalui film ini para penonton akan dapat menilai bagaimana sebetulnya keindahan daerahnya, karakteristik masyarakat yang begitu harmonis dan sangat menghormati perbedaan," jelasnya.
Baca juga: Film "Ranah 3 Warna" angkat nilai tentang merantau
Baca juga: Banyuwangi kembali jadi lokasi syuting film, kali ini adaptasi karya Asma Nadia
Baca juga: Penggiat sejarah di Surabaya siapkan pembuatan buku dan film Bung Karno
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Pemeran Utama Sipet Anak Dayak Arick Pramana saat berkunjung ke kantor LKBN Antara Biro Kalimantan Tengah, Kamis mengatakan, film perdana yang bercerita tentang Kalimantan Tengah tersebut bakal ditayangkan di bioskop XXI mulai 5 Juli dan pada tanggal 6-7 Juli 2022 di Gedung Pascasarjana IAIN Palangka Raya.
"Film ini mengangkat sejarah tokoh masyarakat Dayak Ngabe Soekah tersebut, dikemas dengan sangat apik dan modern, yang sebagian besar melibatkan tokoh-tokoh asli Kalimantan Tengah," kata Arick.
Film ini seluruhnya murni berasal dari Kalimantan Tengah. Sehingga, cerita yang disajikan adalah betul-betul asli dan dilakonkan oleh warga Kalimantan Tengah.
Ternyata kemampuan dan potensi masyarakatnya pada seni dan kebudayaan juga dapat bersaing dengan kawan-kawan dari daerah lain, sehingga pembuatan filmnya dapat berjalan dengan baik.
"Hanya beberapa yang diperankan oleh artis Jakarta. Seperti peran Nyai diperankan oleh Risa Amelia yang merupakan jebolan ajang KDI 2020, Waode Kartika dari Jakarta dan seorang pemain film senior Billy Boedjanger," katanya.
Melalui film yang juga dibintangi oleh Profesor doktor insinyur Bambang yang merupakan keturunan dari Ngabe Soekah tersebut, sebagai komitmen untuk mengangkat tentang keindahan alam Kalimantan Tengah.
"Makanya, kita syutingnya banyak di tempat-tempat wisata, seperti di Taman Nasional Sebangau Kereng Bangkirai, tempat wisata Bukit Tangkiling, Sungai Kahayan dan beberapa lokasi wisata yang luar biasa keindahannya." katanya.
Menurut dia, film ini juga diangkat dari kisah nyata, tentang perjalanan seorang tokoh Dayak Kalimantan Tengah, sehingga selama syuting film yang dilaksanakan hanya dalam waktu 18 hari tersebut, tidak terlepas dengan cerita-cerita mistis.
Ia menjelaskan, film ini juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas akan keindahan alam dan keharmonisan masyarakatnya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin yang mendukung pembuatan film tersebut.
Ia mengungkapkan, bahwa Wali Kota juga ikut membantu mempromosikan film itu, dan mendukung kegiatan tersebut sehingga ini apresiasi yang sangat luar biasa sekali.
"Mungkin belum banyak yang tahu Kateng itu seperti apa, tapi melalui film ini para penonton akan dapat menilai bagaimana sebetulnya keindahan daerahnya, karakteristik masyarakat yang begitu harmonis dan sangat menghormati perbedaan," jelasnya.
Baca juga: Film "Ranah 3 Warna" angkat nilai tentang merantau
Baca juga: Banyuwangi kembali jadi lokasi syuting film, kali ini adaptasi karya Asma Nadia
Baca juga: Penggiat sejarah di Surabaya siapkan pembuatan buku dan film Bung Karno
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022