Mohammad Ilyas, asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menggeluti usaha jual beli karak sejak Tahun 1995, yang kemudian membawanya bisa berangkat menunaikan ibadah haji. 

"Saat itu harga karak masih Rp500 per kilogram. Saya jual kembali Rp1.000 per kilogram," kata Ilyas, saat ditemui di Asrama Haji Surabaya, Kamis, menjelang keberangkatannya menuju ke Tanah Suci. 

Harga karak (sisa nasi yang dikeringkan) sampai sekarang pun masih terbilang murah, sekitar Rp4.000 per kilogram. 

Ilyas mengaku bersyukur bisa menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. 

"Saya menjual, menawarkan karak, keliling dari rumah ke rumah," ujar pria yang kini berusia 48 tahun itu. 

Suatu hari, belasan tahun yang lalu, salah seorang pelanggannya merasa Ilyas bisa berdakwah dengan nada. 

Lantas saat memiliki acara hajatan, pelanggan itu mengundang Ilyas untuk berdakwah dengan diiringi nada, yang tanpa diduga ternyata sukses. 

Sejak itu job dakwah dengan nada terus mengalir, memberi penghasilan tambahan selain tetap menjual karak. 

Sampai di Tahun 2011, tabungannya dari menggeluti dua kegiatan itu telah mencapai Rp5 juta. Ilyas langsung menyetorkan semuanya untuk uang muka biaya haji. 

"Selebihnya saya lunasi menggunakan dana talangan dengan cara mencicil," ucapnya. 

Tahun ini cicilan dana talangan biaya haji telah ia dilunasi. 

Pada Kamis pagi Ilyas berangkat ke Tanah Suci bersama Kelompok Terbang (Kloter) 17 Embarkasi Surabaya. 

 "Insya Allah setelah pulang haji pun, saya tetap akan menjual karak, selain juga berdakwah dengan nada," katanya. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022