Warga Desa Sidorukun, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jatim, memanfaatkan limbah domestik untuk budi daya jamur tiram, dengan menggunakan media baglog yang dibangun di wilayah setempat.
Kepala Desa Sidorukun, Djuli Aspug di Gresik, Kamis mengatakan, program budi daya jamur yang dilakukan di wilayah RW 03 Desa Sidorukun itu merupakan perluasan dari Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fleurir di RW 04.
"Tahun ini, budi daya jamur tiram yang menggunakan media baglog ini dibangun di sana (Sidorukun). Dan upaya ini dikembangkan bersama Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE-WMO)," kata Djuli.
Ia berharap, program ini dapat membantu warga Desa Sidorukun yang sebelumnya terkena dampak pandemi COVID-19, dan mengakibatkan banyak orang kehilangan mata pencaharian.
Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengatakan, keberadaan budi daya jamur ini menjadi media pembelajaran, dan melakukan kegiatan wisata edukasi petik jamur yang terbuka bagi institusi pendidikan serta dinas seperti melakukan wisata petik jamur di Desa Sidorukun.
Ia menjelaskan, budi daya jamur tiram menggunakan baglog adalah metode yang relatif mudah dan terjangkau. Perawatannya tak begitu susah dan memanfaatkan daur ulang air limbah.
Ada dua tandon Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) domestik yang masing-masing memiliki kapasitas 2200 liter dan 1100 liter. Tandon ini menampung limbah domestik dari 116 kepala keluarga di wilayah RW 03 Desa Sidorukun.
Hasil pengolahan air limbah itu dimanfaatkan warga untuk menyirami tanaman dan budi daya jamur. Selain itu, air limbah bisa dimanfaatkan untuk menjaga kelembaban suhu di dalam kumbung jamur, dengan menggunakan alat nozle spray.
"Ada dua bak kontrol yang berisikan koral, pasir, arang batok kelapa dan ijuk. Bak kontrol pertama terhubung dengan bak kontrol, dengan memanfaatkan pompa water jet melalui pipa 4 inci untuk memompa air ke tandon air 1100 liter," katanya.
Dari dua tandon ini, air dipompa melalui dua tabung filter yang berisikan karbon aktif, pasir silikam dan manganese ke tandon air 2200 liter.
"Semoga seluruh pihak di Desa Sidorukun mendukung keberhasilan program ini agar manfaatnya dapat merata dan dirasakan seluruh warga setempat," katanya.
Dengan menggunakan empat ribu baglog, warga bisa memproduksi 20 kilogram jamur per hari, dengan rata-rata penghasilan Rp400 ribu per hari. Hasil ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar-pasar tradisional di Gresik, dan bahkan mall-mall di Gresik.
Jamur yang diproduksi bisa diolah menjadi produk olahan, seperti jamur krispi, sempol jamur, manisan jamur, dan lainnya. Saat ini kelompok masih dalam masa inkubasi 4000 baglog, dan diharapkan pada 120 hari ke depan sudah dapat dilakukan panen pertama
"Apa yang sudah kami berikan semoga terus memberikan manfaat dan keberkahan, dan semoga semangat teman-teman bisa saling menularkan satu dan lainnya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Desa Sidorukun, Djuli Aspug di Gresik, Kamis mengatakan, program budi daya jamur yang dilakukan di wilayah RW 03 Desa Sidorukun itu merupakan perluasan dari Kelompok Usaha Bersama (Kube) Fleurir di RW 04.
"Tahun ini, budi daya jamur tiram yang menggunakan media baglog ini dibangun di sana (Sidorukun). Dan upaya ini dikembangkan bersama Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE-WMO)," kata Djuli.
Ia berharap, program ini dapat membantu warga Desa Sidorukun yang sebelumnya terkena dampak pandemi COVID-19, dan mengakibatkan banyak orang kehilangan mata pencaharian.
Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengatakan, keberadaan budi daya jamur ini menjadi media pembelajaran, dan melakukan kegiatan wisata edukasi petik jamur yang terbuka bagi institusi pendidikan serta dinas seperti melakukan wisata petik jamur di Desa Sidorukun.
Ia menjelaskan, budi daya jamur tiram menggunakan baglog adalah metode yang relatif mudah dan terjangkau. Perawatannya tak begitu susah dan memanfaatkan daur ulang air limbah.
Ada dua tandon Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) domestik yang masing-masing memiliki kapasitas 2200 liter dan 1100 liter. Tandon ini menampung limbah domestik dari 116 kepala keluarga di wilayah RW 03 Desa Sidorukun.
Hasil pengolahan air limbah itu dimanfaatkan warga untuk menyirami tanaman dan budi daya jamur. Selain itu, air limbah bisa dimanfaatkan untuk menjaga kelembaban suhu di dalam kumbung jamur, dengan menggunakan alat nozle spray.
"Ada dua bak kontrol yang berisikan koral, pasir, arang batok kelapa dan ijuk. Bak kontrol pertama terhubung dengan bak kontrol, dengan memanfaatkan pompa water jet melalui pipa 4 inci untuk memompa air ke tandon air 1100 liter," katanya.
Dari dua tandon ini, air dipompa melalui dua tabung filter yang berisikan karbon aktif, pasir silikam dan manganese ke tandon air 2200 liter.
"Semoga seluruh pihak di Desa Sidorukun mendukung keberhasilan program ini agar manfaatnya dapat merata dan dirasakan seluruh warga setempat," katanya.
Dengan menggunakan empat ribu baglog, warga bisa memproduksi 20 kilogram jamur per hari, dengan rata-rata penghasilan Rp400 ribu per hari. Hasil ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar-pasar tradisional di Gresik, dan bahkan mall-mall di Gresik.
Jamur yang diproduksi bisa diolah menjadi produk olahan, seperti jamur krispi, sempol jamur, manisan jamur, dan lainnya. Saat ini kelompok masih dalam masa inkubasi 4000 baglog, dan diharapkan pada 120 hari ke depan sudah dapat dilakukan panen pertama
"Apa yang sudah kami berikan semoga terus memberikan manfaat dan keberkahan, dan semoga semangat teman-teman bisa saling menularkan satu dan lainnya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022