Mohammad Djaelani, seorang kuli bangunan asal Saradan, Madiun, Jawa Timur, mengaku tekun mengelola keuangan dari hasil jerih payahnya demi bisa berangkat ke Tanah Suci, memenuhi rukun Islam yang kelima.
Pria berusia 62 tahun itu menggeluti pekerjaan sebagai kuli bangunan sejak tahun 1980.
"Tentu tidak menyangka bisa berangkat haji. Wong buat makan sehari-hari saja susah," katanya di Asrama Haji Surabaya, Rabu.
Djaelani butuh waktu selama 27 tahun untuk mengumpulkan uang tabungan dari kerja kerasnya sebagai kuli bangunan hingga mencapai Rp5 juta.
Saat itu sekitar tahun 2007. Uang Rp5 juta yang dikumpulkannya bertahun-tahun dia habiskan untuk membeli seekor sapi.
Dua tahun kemudian sapi yang dibesarkannya dijual dan laku Rp8 juta.
Kemudian terbesit keinginan untuk membeli sebidang tanah seharga Rp10 juta. “Kekurangannya sekitar Rp2 juta saya pinjam bank untuk membeli tanah itu,” ujarnya.
Setelah tanah dibeli. Muncul keinginan untuk naik haji.
"Saya bernadzar, kalau tanah ini laku terjual, akan saya pakai sebagai uang muka naik haji," ucapnya.
Rupanya Allah mendengar cita-cita mulia hambanya yang tekun ini.
Tidak membutuhkan waktu lama tanahnya yang dulu dibeli seharga Rp10 juta, justru terjual seharga Rp25 juta.
"Langsung saya habiskan buat daftar naik haji," katanya, mengenang.
Djaelani merasa Allah tidak pernah luput membagi rezeki kepada setiap hambanya yang terus berusaha dengan bekerja keras.
Rezekinya justru semakin bertambah walau tidak banyak, yaitu ketika seorang Nadzir di desanya menawarkan untuk membantu tugas sebagai modin untuk mengurus jenazah.
Sejak itu di sela kesibukan sebagai kuli bangunan, Djaelani juga menjadi modin bagi warga di desanya yang meninggal dunia. "Bayarannya seikhlasnya dari Gusti Allah," katanya.
Selanjutnya, ketika ada rezeki lebih, Djaelani menginvestasikannya dengan membeli sapi.
"Saya lunasi uang naik haji dengan menjual sapi. Tidak masalah sekarang tidak punya sapi lagi, yang terpenting bisa menunaikan rukun Islam yang kelima," ujarnya.
Djaelani tergabung bersama jamaah calon haji asal Madiun lainnya di Kelompok Terbang (Kloter) 7 Embarkasi Surabaya. Berangkat ke Tanah Suci pada Kamis dini hari pukul 00.05 WIB.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Pria berusia 62 tahun itu menggeluti pekerjaan sebagai kuli bangunan sejak tahun 1980.
"Tentu tidak menyangka bisa berangkat haji. Wong buat makan sehari-hari saja susah," katanya di Asrama Haji Surabaya, Rabu.
Djaelani butuh waktu selama 27 tahun untuk mengumpulkan uang tabungan dari kerja kerasnya sebagai kuli bangunan hingga mencapai Rp5 juta.
Saat itu sekitar tahun 2007. Uang Rp5 juta yang dikumpulkannya bertahun-tahun dia habiskan untuk membeli seekor sapi.
Dua tahun kemudian sapi yang dibesarkannya dijual dan laku Rp8 juta.
Kemudian terbesit keinginan untuk membeli sebidang tanah seharga Rp10 juta. “Kekurangannya sekitar Rp2 juta saya pinjam bank untuk membeli tanah itu,” ujarnya.
Setelah tanah dibeli. Muncul keinginan untuk naik haji.
"Saya bernadzar, kalau tanah ini laku terjual, akan saya pakai sebagai uang muka naik haji," ucapnya.
Rupanya Allah mendengar cita-cita mulia hambanya yang tekun ini.
Tidak membutuhkan waktu lama tanahnya yang dulu dibeli seharga Rp10 juta, justru terjual seharga Rp25 juta.
"Langsung saya habiskan buat daftar naik haji," katanya, mengenang.
Djaelani merasa Allah tidak pernah luput membagi rezeki kepada setiap hambanya yang terus berusaha dengan bekerja keras.
Rezekinya justru semakin bertambah walau tidak banyak, yaitu ketika seorang Nadzir di desanya menawarkan untuk membantu tugas sebagai modin untuk mengurus jenazah.
Sejak itu di sela kesibukan sebagai kuli bangunan, Djaelani juga menjadi modin bagi warga di desanya yang meninggal dunia. "Bayarannya seikhlasnya dari Gusti Allah," katanya.
Selanjutnya, ketika ada rezeki lebih, Djaelani menginvestasikannya dengan membeli sapi.
"Saya lunasi uang naik haji dengan menjual sapi. Tidak masalah sekarang tidak punya sapi lagi, yang terpenting bisa menunaikan rukun Islam yang kelima," ujarnya.
Djaelani tergabung bersama jamaah calon haji asal Madiun lainnya di Kelompok Terbang (Kloter) 7 Embarkasi Surabaya. Berangkat ke Tanah Suci pada Kamis dini hari pukul 00.05 WIB.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022