Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mengapresiasi aksi korporasi PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk yang telah menyelesaikan pengambilalihan atau akuisisi PT Bank Mayora, sebagai langkah strategis menggarap pasar bank digital.

"Kalau melihat rencana nantinya, Bank Mayora diperkuat sebagai bank digital, itu strategi yang cukup baik. Tinggal dipikirkan bagaimana business model-nya, bagaimana strategi akuisisi pengguna baru yang kini pasarnya masih sangat terbuka, selain tentu harus bidik pula pengguna di bank digital lain," kata Mufti, dalam siaran persnya di Surabaya, Sabtu.

Seperti diketahui BNI mengakuisisi Bank Mayora melalui penyetoran dana atas saham baru yang diterbitkan Bank Mayora dan pembelian saham lama milik International Finance Corporation (IFC) pada 18 Mei 2022.

BNI telah menandatangani akta jual beli saham dan akta pengambilalihan saham, sehingga memegang 1.198.229.838 saham Bank Mayora, yang mewakili 63,92 persen dari total saham bank tersebut.

Mufti mengatakan masuk ke pasar bank digital adalah keniscayaan, dan semua bank pada masa depan akan mengandalkan layanan digital.

Mufti menambahkan faktor terpenting dalam persaingan industri jasa keuangan di masa depan sangat jauh berbeda dengan lanskap kompetisi pada masa lalu.

Pada masa lalu konsumen mempertimbangkan jumlah kantor cabang hingga ATM sebagai pertimbangan dalam memilih layanan perbankan. Namun, di masa depan, pertimbangan konsumen adalah pada kelengkapan ekosistem digital sebuah bank.

"Sehingga BNI sudah tepat bila nanti memadukan skema layanan digital banking-nya yang telah ada dengan fungsi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Ini akan memperkuat ekosistem bisnis digital BNI, yang bisa dipadukan dengan skema eksisting, mulai dari transaksi internasional hingga program pemberdayaan UMKM untuk go global," kata Mufti.

Mufti yang merupakan mantan ketua HIPMI Jawa Timur itu memaparkan langkah BNI mengakuisisi Bank Mayora untuk diperkuat sebagai bank digital juga tepat dinilai dari aspek perluasan pasar.

Bank digital bisa menggarap segmen warga yang belum mendapatkan akses ke jasa keuangan alias segmen unbanked.

"Dan ini jumlahnya masih besar. Mereka ingin simpel. Termasuk di dalamnya ada anak-anak muda yang baru beranjak 17 tahun dan mereka butuh transaksi keuangan, mereka memilih bank digital pastinya. Segmen unbanked ini bisa dibidik Bank Mayora sebagai bank digital nantinya,” tutur Mufti.

Berdasarkan sebuah riset, diproyeksikan orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank digital bakal terus meningkat. Sebanyak 25 persen orang dewasa Indonesia memiliki rekening bank digital pada 2021, dan akan terus naik hingga 39 persen pada 2026, atau sekitar 75 juta orang.

"Ini pasar yang besar, dan harus disiapkan skema akuisisi pasarnya sejak kini, dan itu saya kira dengan tepat dilakukan BNI," katanya.

Mufti mengatakan yang tidak boleh dilupakan dalam pengembangan bisnis bank digital adalah kemampuan teknologinya. Langkah BNI yang disebut akan menggandeng perusahaan raksasa internet Sea Group untuk menjadi mitra teknologi Bank Mayora dinilai Mufti sebagai strategi tepat.

"Rekam jejak Sea Group bisa diandalkan dalam penyusunan business model dan pengembangan infrastruktur teknologi Bank Mayora," tutur Mufti.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022