Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah belum mampu mempertahankan medali emas kelas 49 kg yang diraih pada SEA Games 2019 Filipina saat turun pada pesta olahraga Asia Tenggara edisi ke-31 Vietnam di Hanoi Sports Training and Competition Center, Kamis.
Untuk kategori angkatan snatch, Windy berada pada posisi kedua dengan angkatan terbaik 86 kg. Namun, dia gagal melakukan angkatan dalam tiga kali percobaan kategori clean and jerk seberat 100 kg.
“Tetap disyukuri. Iya, saya ada cedera pinggul dan tulang kering yang sudah berasa sebelum Kejuaraan Dunia Junior 2022, jadi mungkin pas melakukan jerk-nya kurang menguasai,” ungkap Windy.
Medali emas kelas 49 kg diraih oleh lifter Thailand Khambao Surodchana dengan total angkatan 195kg (snatch 88kg dan clean and jerk 107kg). Dia juga berhasil memperbarui rekor SEA Games yang sebelumnya dipegang Windy.
Sedangkan medali perak diamankan lifter Vietnam Dinh Thi Pham dengan total angkatan 183kg (snatch 80kg dan clean and jerk 103kg), dan medali perunggu menjadi milik lifter Filipina Amis Ramos Rosegie dengan total angkatan 179kg (snatch 81kg dan clean and jerk 98kg).
Windy melakukan debutnya pada ajang SEA Games 2019 dan langsung merebut medali emas sekaligus mencatatkan rekor SEA Games kelas 49 kg. Lifter berusia 19 tahun itu membukukan total angkatan 190 kg, hasil dari angkatan snatch 86 kg dan clean and jerk 104 kg.
Namun, pada SEA Games 2019, lifter Thailand yang kerap menjadi rival terberat Indonesia itu tidak ikut berpartisipasi karena dijatuhi sanksi larangan berkompetisi akibat kasus doping.
Catatan terbaik Windy sejauh ini adalah 194 kg (snatch 84 kg dan clean and jerk 110 kg) yang diukir saat meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Pada lomba yang berlangsung lebih awal, Siti Nasifatul Hariroh meraih medali perunggu kelas 45 kg (snatch 72 kg dan clean and jerk 90 kg), sedangkan Satrio Adi Nugroho gagal mempersembahkan medali setelah finis di posisi keempat.
Untuk kategori angkatan snatch, Windy berada pada posisi kedua dengan angkatan terbaik 86 kg. Namun, dia gagal melakukan angkatan dalam tiga kali percobaan kategori clean and jerk seberat 100 kg.
“Tetap disyukuri. Iya, saya ada cedera pinggul dan tulang kering yang sudah berasa sebelum Kejuaraan Dunia Junior 2022, jadi mungkin pas melakukan jerk-nya kurang menguasai,” ungkap Windy.
Medali emas kelas 49 kg diraih oleh lifter Thailand Khambao Surodchana dengan total angkatan 195kg (snatch 88kg dan clean and jerk 107kg). Dia juga berhasil memperbarui rekor SEA Games yang sebelumnya dipegang Windy.
Sedangkan medali perak diamankan lifter Vietnam Dinh Thi Pham dengan total angkatan 183kg (snatch 80kg dan clean and jerk 103kg), dan medali perunggu menjadi milik lifter Filipina Amis Ramos Rosegie dengan total angkatan 179kg (snatch 81kg dan clean and jerk 98kg).
Windy melakukan debutnya pada ajang SEA Games 2019 dan langsung merebut medali emas sekaligus mencatatkan rekor SEA Games kelas 49 kg. Lifter berusia 19 tahun itu membukukan total angkatan 190 kg, hasil dari angkatan snatch 86 kg dan clean and jerk 104 kg.
Namun, pada SEA Games 2019, lifter Thailand yang kerap menjadi rival terberat Indonesia itu tidak ikut berpartisipasi karena dijatuhi sanksi larangan berkompetisi akibat kasus doping.
Catatan terbaik Windy sejauh ini adalah 194 kg (snatch 84 kg dan clean and jerk 110 kg) yang diukir saat meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Pada lomba yang berlangsung lebih awal, Siti Nasifatul Hariroh meraih medali perunggu kelas 45 kg (snatch 72 kg dan clean and jerk 90 kg), sedangkan Satrio Adi Nugroho gagal mempersembahkan medali setelah finis di posisi keempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022