Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun melakukan antisipasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi perah di wilayah setempat guna menghindari kerugian ekonomi yang sangat tinggi.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun, Bagus Sri Yulianta mengatakan antisipasi dilakukan dengan melakukan surveilans atau pengawasan kondisi fisik hewan ternak sapi perah di Kelompok Tani Ternak Nedyo Rahayu yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

"Sapi yang ada di Kelompok Tani Nedyo Rahayu ini merupakan sapi perah impor dari Australia. Sehingga jika sampai tertular PMK bisa merugikan peternak karena salah satu dampaknya adalah penurunan produksi susu yang sangat drastis," ujar Bagus Sri Yulianta di Madiun, Ahad.

Menurut dia, kegiatan surveilans tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi sekaligus sebagai upaya deteksi dini penularan PMK.

Melalui surveilans tersebut, tim dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun memeriksa kondisi kesehatan fisik sapi perah tersebut. Mulai dari mulut, gigi, kuku, dan lainnya secara menyeluruh.

Pihaknya mengklaim, sejauh ini belum ditemukan adanya hewan ternak sapi dan kambing di Kabupaten Madiun yang terindikasi tertular PMK.

Para peternak di Kabupaten Madiun diminta untuk mewaspadai ciri-ciri ternak yang terpapar PMK, yakni, kaki pincang yang dapat diikuti demam tinggi, serta diikuti hipersalivasi pada mulut atau berliur berlebihan dan timbul luka di rongga mulut.

Kemudian luka pada kaki dan diikuti lepasnya kuku, sulit berdiri, penurunan produksi susu secara drastis pada sapi perah dan kurus pada sapi potong.

Ia menjelaskan tingkat kematian hewan ternak yang terjangkit PMK selama ini cukup rendah. Namun, tingkat penularannya sangat tinggi. Bahkan, sebanyak 90 persen hingga 100 persen bisa menular ke hewan ternak kaki empat lainnya, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

"Jika hewan ternak mengalami gejala demam tinggi, kepincangan, mengeluarkan air liur berlebihan dari mulut, serta terdapat luka di dalam mulut dan luka di area kuku, kami meminta para peternak untuk segera melapor dan mendatangi dinas terkait," katanya.*

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022