Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi contoh bagaimana daerah bisa bertransformasi dengan inovasi.

"Banyak inovasi yang dihasilkan Banyuwangi. Semangat berubah itulah yang harus dimiliki daerah," kata Menteri Erick saat mengisi kuliah umum bersama seribu mahasiswa di Aula Universitas PGRI Banyuwangi, Minggu.

Setiap kunjungan kerja ke berbagai daerah lain, Erick Thohir selalu menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai contoh transformasi.

"Saya sudah dua kali ke Banyuwangi. Setiap saya berkunjung ke daerah, saya selalu menjadikan Banyuwangi sebagai contoh bagaimana daerah bertransformasi dari yang sebelumnya bukan apa-apa, menjadi daerah yang berprestasi, terutama mengenai digitalisasi yang terus digalakkan oleh Pemkab Banyuwangi.

Menteri Erick mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama terlibat dalam membangun kemandirian digital.

"Saat ini, dunia sedang terdisrupsi. Banyak yang berubah. Tujuh dari 10 perusahaan terbesar di dunia adalah perusahaan berbasis teknologi," ucapnya.

Di tengah perubahan tersebut, lanjut Erick, Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen. Namun, harus bisa membangun kemandirian digital sendiri. Dan membangun ekosistem digital sendiri, road map digital sendiri. Tidak hanya sebatas menjadi konsumen.

Oleh karena itu, sejumlah BUMN yang bergerak dalam teknologi digital sekarang sedang dipacu untuk mempersiapkan ekosistem dan infrastruktur digital di Indonesia. Sekaligus juga mempersiapkan talent-talent digital untuk mengisi hal tersebut.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan bahwa Banyuwangi berkomitmen penuh untuk mengembangkan digitalisasi di daerahnya. Hal tersebut sebagai upaya untuk melipat jarak dalam memberikan layanan publik.

"Kami telah merasakan manfaat dari digitalisasi ini. Di wilayah kami yang luas, kami berusaha untuk memberikan layanan publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu, digitalisasi ini menjadi inovasi yang terus kami kembangkan," tuturnya.

Bupati Ipuk mencontohkan, Banyuwangi mengembangkan smart kampung, karena dengan program ini mendorong pemerintah hingga level desa mulai beradaptasi dengan teknologi digital. Hal ini juga didukung dengan peningkatan infrastruktur digital ke desa-desa di Banyuwangi.

"Berbagai inovasi juga sebagai ikhtiar memitigasi kenaikan kemiskinan di masa pandemi. Hasilnya, laju kenaikan kemiskinan Banyuwangi tercatat yang terendah di Jatim, yaitu hanya 0,01 persen di masa pandemi. Pertumbuhan ekonomi juga melompat dari minus 3,58 persen pada 2020 menjadi 4,08 persen pada 2021," kata Ipuk. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022