Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menginstruksikan para dokter hewan, mantri dan penyuluh kesehatan hewan di wilayah itu terjun ke berbagai pelosok desa guna memantau kemungkinan adanya sapi yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Langkah ini sebagai bentuk antisipasi, mengingat di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur telah ditemukan ada sapi yang terserang penyakit mulut dan kuku," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan Ahmad Hafid di Bangkalan, Kamis.
PMK atau dikenal juga sebagai merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.
PMK menyerang hewan berkuku genap, seperti sapi, kambing, kerbau dan domba, dengan masa inkubasi antara 2 hingga 14 hari sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit.
Menurut Hafid, di Jawa Timur, jenis penyakit ini diketahui telah menyerang hewan ternak sapi di sejumlah kabupaten, antara lain Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo dengan jumlah total mencapai 1.200-an ekor.
"Karena itu, kita gerakkan semua dokter hewan, mantri dan penyuluh untuk melakukan pemeriksaan hewan peliharaan warga di Bangkalan ini ke berbagai pelosok desa yang tersebar di Kabupaten Bangkalan ini," katanya.
Ia menjelaskan, sejauh ini memang belum ditemukan ada sapi peliharaan warga yang terserang jenis penyakit tersebut.
Namun demikian, Hafid, upaya antisipasi dan deteksi dini harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
"Tapi kami terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan menyampaikan laporan harian dari hasil pemeriksaan oleh petugas lapangan," katanya.
Jumlah populasi sapi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur saat ini sebanyak 260 ribu ekor lebih, tersebar di 18 kecamatan.
Jumlah itu meningkat dibanding dua tahun lalu. Sebab, pada 2020, Dinas Peternakan Pemkab Bangkalan merilis, jumlah populasi sapi di kabupaten paling barat di Pulau Madura tersebut sebanyak 259.923 ekor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Langkah ini sebagai bentuk antisipasi, mengingat di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur telah ditemukan ada sapi yang terserang penyakit mulut dan kuku," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan Ahmad Hafid di Bangkalan, Kamis.
PMK atau dikenal juga sebagai merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.
PMK menyerang hewan berkuku genap, seperti sapi, kambing, kerbau dan domba, dengan masa inkubasi antara 2 hingga 14 hari sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit.
Menurut Hafid, di Jawa Timur, jenis penyakit ini diketahui telah menyerang hewan ternak sapi di sejumlah kabupaten, antara lain Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo dengan jumlah total mencapai 1.200-an ekor.
"Karena itu, kita gerakkan semua dokter hewan, mantri dan penyuluh untuk melakukan pemeriksaan hewan peliharaan warga di Bangkalan ini ke berbagai pelosok desa yang tersebar di Kabupaten Bangkalan ini," katanya.
Ia menjelaskan, sejauh ini memang belum ditemukan ada sapi peliharaan warga yang terserang jenis penyakit tersebut.
Namun demikian, Hafid, upaya antisipasi dan deteksi dini harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
"Tapi kami terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan menyampaikan laporan harian dari hasil pemeriksaan oleh petugas lapangan," katanya.
Jumlah populasi sapi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur saat ini sebanyak 260 ribu ekor lebih, tersebar di 18 kecamatan.
Jumlah itu meningkat dibanding dua tahun lalu. Sebab, pada 2020, Dinas Peternakan Pemkab Bangkalan merilis, jumlah populasi sapi di kabupaten paling barat di Pulau Madura tersebut sebanyak 259.923 ekor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022