Simpleman selaku penulis kisah "KKN di Desa Penari" mengaku tidak menyangka bahwa cerita tersebut akan viral dari 2019 hingga saat ini.
"Awal mula saya buat cerita itu, saya enggak pernah berharap cerita itu bisa seramai ini. Karena pada saat cerita itu diunggah di Twitter, pengikut saya pun enggak lebih dari 100 ribu," ungkap Simpleman kepada ANTARA, Kamis.
Simpleman mengaku, tujuannya mengunggah kisah horor tentang 6 mahasiswa yang melakukan KKN di desa misterius itu hanya untuk berbagi kepada masyarakat. Sebab menurutnya kisah tersebut menarik dan memiliki nilai-nilai yang bisa dipetik oleh pembaca.
"Jadi tujuan utama saya menulis cerita itu tuh hanya untuk berbagi ke orang-orang. Karena buat saya cerita paling menarik. Jadi ketika bukunya "meledak" pun saya merasa takut. Sampai sekarang bahkan saya ketakutan. Alhamdulillah-nya saya masih bisa menjaga apa yang nggak bisa diketahui oleh masyarakat," katanya.
Kisah "KKN di Desa Penari" sendiri berawal dari kisah yang diunggah Simpleman melalui akun Twitternya di tahun 2019. Setelah viral, cerita tersebut pun lalu diangkat menjadi sebuah buku hingga layar lebar.
Kini, untuk menambah pengalaman para penikmat cerita "KKN di Desa Penari", wahana rumah hantu bertema Desa Penari pun hadir di FX Sudirman. Tak hanya buku dan filmnya, wahana "KKN di Desa Penari" juga turut diserbut oleh masyarakat. Bahkan di hari pertama, Johana Hutagalung selaku Project Officer Dyandra Global Edutainment mengaku 1000 orang telah mengunjungi wahaha itu.
Pembuatan wahana misteri ini sendiri merupakan kolaborasi antara Dyandra Global Edutainment dan Rekata Studio. Sebelumnya, mereka pun juga telah berdiskusi dengan Simpleman tentang set serta dekorasi yang akan digunakan di wahana misteri "Perjalanan Melalui Sebuah Cerita - KKN di Desa Penari".
"Kita bersyukur sekali ya. Tanggapan atau keberadaan wahana KKN Desa Penari ini disambut bisa dibilang sangat meriah oleh pengunjung," kata Johana.
"Ketika pertama kali kita umumkan akan adanya wahana ini juga tanggapannya sangat positif. Jadi euforia-nya itu bisa dibilang meriah. Sampai di hari ini, hari kelima, itu bisa dibilang sudah melampaui ekspektasi kita," tutupnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Awal mula saya buat cerita itu, saya enggak pernah berharap cerita itu bisa seramai ini. Karena pada saat cerita itu diunggah di Twitter, pengikut saya pun enggak lebih dari 100 ribu," ungkap Simpleman kepada ANTARA, Kamis.
Simpleman mengaku, tujuannya mengunggah kisah horor tentang 6 mahasiswa yang melakukan KKN di desa misterius itu hanya untuk berbagi kepada masyarakat. Sebab menurutnya kisah tersebut menarik dan memiliki nilai-nilai yang bisa dipetik oleh pembaca.
"Jadi tujuan utama saya menulis cerita itu tuh hanya untuk berbagi ke orang-orang. Karena buat saya cerita paling menarik. Jadi ketika bukunya "meledak" pun saya merasa takut. Sampai sekarang bahkan saya ketakutan. Alhamdulillah-nya saya masih bisa menjaga apa yang nggak bisa diketahui oleh masyarakat," katanya.
Kisah "KKN di Desa Penari" sendiri berawal dari kisah yang diunggah Simpleman melalui akun Twitternya di tahun 2019. Setelah viral, cerita tersebut pun lalu diangkat menjadi sebuah buku hingga layar lebar.
Kini, untuk menambah pengalaman para penikmat cerita "KKN di Desa Penari", wahana rumah hantu bertema Desa Penari pun hadir di FX Sudirman. Tak hanya buku dan filmnya, wahana "KKN di Desa Penari" juga turut diserbut oleh masyarakat. Bahkan di hari pertama, Johana Hutagalung selaku Project Officer Dyandra Global Edutainment mengaku 1000 orang telah mengunjungi wahaha itu.
Pembuatan wahana misteri ini sendiri merupakan kolaborasi antara Dyandra Global Edutainment dan Rekata Studio. Sebelumnya, mereka pun juga telah berdiskusi dengan Simpleman tentang set serta dekorasi yang akan digunakan di wahana misteri "Perjalanan Melalui Sebuah Cerita - KKN di Desa Penari".
"Kita bersyukur sekali ya. Tanggapan atau keberadaan wahana KKN Desa Penari ini disambut bisa dibilang sangat meriah oleh pengunjung," kata Johana.
"Ketika pertama kali kita umumkan akan adanya wahana ini juga tanggapannya sangat positif. Jadi euforia-nya itu bisa dibilang meriah. Sampai di hari ini, hari kelima, itu bisa dibilang sudah melampaui ekspektasi kita," tutupnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022