Pada saat sebagian besar masyarakat bisa mudik dan merayakan Idul Fitri 2022 bersama keluarga, jatah cuti mudik Lebaran AKP Agus Christianto dan sejumlah rekannya malah dicabut karena harus bertugas melayani masyarakat dalam Operasi Ketupat.
AKP Agus yang saat ini menjabat sebagai Kanit Patroli Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur, telah menjadi polisi selama 32 tahun, dan 3 bulan lagi memasuki masa pensiun.
Saat ditemui di Pos Pantau Operasi Ketupat 2022 dekat pintu masuk Tol Jatiwaringin, Sabtu, AKP Agus sedang berpatroli memantau anggotanya yang bertugas.
Di lokasi tersebut tengah diberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) dari KM 414 Kalikangkung, Semarang sampai KM 47 Cikampek, sehingga kendaraan yang hendak ke arah Karawang, Bandung, melalui Tol Jatiwaringin dialihkan menggunakan jalur arteri arah Cibubur menuju Cianjur.
Di sela-sela patroli, AKP Agus didampingi rekannya Aipda Chandra dan Iptu Aris menceritakan kalau anggota polisi jarang bisa mudik merayakan Lebaran bersama keluarga sehingga bersyukurlah masyarakat sipil yang pada moment ini bisa merasakan mudik Lebaran di kampung halaman.
"Kalaupun bisa cuti itu setelah moment Lebaran selesai, jadi merasakan mudik Lebaran bersama keluarga itu hampir tidak pernah," kata kakek satu orang cucu itu.
Menurut dia, sudah jadi konsekuensi sebagai anggota Polri, terutama yang bertugas di wilayah, setiap Lebaran harus kehilangan hak cuti merasakan Lebaran bersama keluarga. Panggilan tugas lebih penting, di atas segalanya, memastikan masyarakat yang mudik merasakan aman dan lancar merayakan Lebaran.
"Bisa mudik, tapi itu nekat namanya, karena nanti kalau sudah dipanggil oleh atasan ya repot sendiri jadinya," kata dia.
Apalagi AKP Agus menjabat sebagai kanit yang membawahkan 12 orang anggotanya yang kini disebar di 2 Pos Pengamanan (Pos Pam) Operasi Ketupat di wilayah Kalimalang, harus mengawasi seluruh anggotanya.
Pria yang bercita-cita menjadi hakim ini merasa bertanggung jawab atas kelancaran tugas seluruh anggotanya, memastikan layanan kepada masyarakat berjalan sesuai harapan, aman, dan tertib serta lancar.
"Tugas utama kami adalah menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas," ujar pria asal Yogyakarta itu.
Selain memantau anggota yang bertugas di Pos Pam Operasi Ketupat, AKP Agus juga akan melanjutkan patroli ke permukiman warga, mengecek rumah-rumah yang ditinggal mudik oleh empunya.
Hingga H+4 Lebaran Idul Fitri, kata AKP Agus, belum ada peristiwa menonjol terjadi di wilayahnya, baik itu kebakaran, maupun kemalingan.
"Alhamdulillah, sampai saat ini situasi aman terkendali, belum ada kejadian luar biasa yang terjadi di wilayah kami," kata lulusan Sekolah Bintara Poliri Sukarela angkatan 1987-1988.
AKP Agus juga membagikan rasa bahagianya menjelang berakhirnya masa tugas sebagai anggota Polri. Tiga bulan lagi ia purnabakti.
Menurut dia, setelah pensiun nanti bisa merasakan kebebasan menjadi warga sipil, tidak lagi bersiaga 1x24 jam menunggu panggilan pimpinan.
Ia pun memperlihatkan kartu anggota MRT yang dimilikinya, jika pensiun nanti, ia ingin merasakan jalan-jalan menggunakan transportasi publik sebagai warga sipil.
"Saya punya nih kartu MRT!, nanti kalau sudah pensiun saya bebas mau ke mana saja, enggak khawatir lagi dapat panggilan tugas," katanya.
Dalam bertugas sebagai anggota polisi, AKP Agus telah mengalami asam garam pekerjaan mulai dari berhadapan dengan pelaku kejahatan, hingga masyarakat yang kurang sabar.
Menurut dia, masyarakat menginginkan polisi seperti dewa tanpa salah dan tanpa cela. Padahal polisi juga manusia tempatnya salah dan juga lupa.
Selama bertugas, AKP Agus merasakan bahwa masyarakat kini jauh lebih pintar, bisa membedakan polisi mana yang bisa menilang dan tidak bisa menilang.
"Saya ini anggota Sabhara, masyarakat tahu kalau saya tidak bisa menilang karena yang boleh menilang itu polisi lalu lintas," katanya.
Saat bertugas, AKP Agus menerapkan konsep pasrah dan tawakal sehingga kejadian apa pun yang menimpa saat bertugas, dirinya tidak terbebani dengan apa pun karena percaya ada Allah SWT yang berkehendak atas setiap kegiatannya.
Ketika berhadap dengan pengendara yang memaksa untuk masuk Tol Jatiwaringin yang sedang diberlakukan satu arah, AKP Agus dengan sabar memberikan pemahaman kepada pengendara yang mengaku sebagai pejabat pemerintahan.
Meski kondisi lelah bertugas berjaga di Pos Pam, AKP Agus berupaya memberikan pemahaman kepada pengendara tersebut bahwa aturan pimpinan harus dijalankan tidak boleh ada kendaraan yang melintas masuk tol Jatiwaringin sampai kebijakan dibuka.
"Itulah suka dukanya, kami berusaha memberikan pemahaman, terkadang masyarakat yang kurang sabar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
AKP Agus yang saat ini menjabat sebagai Kanit Patroli Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur, telah menjadi polisi selama 32 tahun, dan 3 bulan lagi memasuki masa pensiun.
Saat ditemui di Pos Pantau Operasi Ketupat 2022 dekat pintu masuk Tol Jatiwaringin, Sabtu, AKP Agus sedang berpatroli memantau anggotanya yang bertugas.
Di lokasi tersebut tengah diberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) dari KM 414 Kalikangkung, Semarang sampai KM 47 Cikampek, sehingga kendaraan yang hendak ke arah Karawang, Bandung, melalui Tol Jatiwaringin dialihkan menggunakan jalur arteri arah Cibubur menuju Cianjur.
Di sela-sela patroli, AKP Agus didampingi rekannya Aipda Chandra dan Iptu Aris menceritakan kalau anggota polisi jarang bisa mudik merayakan Lebaran bersama keluarga sehingga bersyukurlah masyarakat sipil yang pada moment ini bisa merasakan mudik Lebaran di kampung halaman.
"Kalaupun bisa cuti itu setelah moment Lebaran selesai, jadi merasakan mudik Lebaran bersama keluarga itu hampir tidak pernah," kata kakek satu orang cucu itu.
Menurut dia, sudah jadi konsekuensi sebagai anggota Polri, terutama yang bertugas di wilayah, setiap Lebaran harus kehilangan hak cuti merasakan Lebaran bersama keluarga. Panggilan tugas lebih penting, di atas segalanya, memastikan masyarakat yang mudik merasakan aman dan lancar merayakan Lebaran.
"Bisa mudik, tapi itu nekat namanya, karena nanti kalau sudah dipanggil oleh atasan ya repot sendiri jadinya," kata dia.
Apalagi AKP Agus menjabat sebagai kanit yang membawahkan 12 orang anggotanya yang kini disebar di 2 Pos Pengamanan (Pos Pam) Operasi Ketupat di wilayah Kalimalang, harus mengawasi seluruh anggotanya.
Pria yang bercita-cita menjadi hakim ini merasa bertanggung jawab atas kelancaran tugas seluruh anggotanya, memastikan layanan kepada masyarakat berjalan sesuai harapan, aman, dan tertib serta lancar.
"Tugas utama kami adalah menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas," ujar pria asal Yogyakarta itu.
Selain memantau anggota yang bertugas di Pos Pam Operasi Ketupat, AKP Agus juga akan melanjutkan patroli ke permukiman warga, mengecek rumah-rumah yang ditinggal mudik oleh empunya.
Hingga H+4 Lebaran Idul Fitri, kata AKP Agus, belum ada peristiwa menonjol terjadi di wilayahnya, baik itu kebakaran, maupun kemalingan.
"Alhamdulillah, sampai saat ini situasi aman terkendali, belum ada kejadian luar biasa yang terjadi di wilayah kami," kata lulusan Sekolah Bintara Poliri Sukarela angkatan 1987-1988.
AKP Agus juga membagikan rasa bahagianya menjelang berakhirnya masa tugas sebagai anggota Polri. Tiga bulan lagi ia purnabakti.
Menurut dia, setelah pensiun nanti bisa merasakan kebebasan menjadi warga sipil, tidak lagi bersiaga 1x24 jam menunggu panggilan pimpinan.
Ia pun memperlihatkan kartu anggota MRT yang dimilikinya, jika pensiun nanti, ia ingin merasakan jalan-jalan menggunakan transportasi publik sebagai warga sipil.
"Saya punya nih kartu MRT!, nanti kalau sudah pensiun saya bebas mau ke mana saja, enggak khawatir lagi dapat panggilan tugas," katanya.
Dalam bertugas sebagai anggota polisi, AKP Agus telah mengalami asam garam pekerjaan mulai dari berhadapan dengan pelaku kejahatan, hingga masyarakat yang kurang sabar.
Menurut dia, masyarakat menginginkan polisi seperti dewa tanpa salah dan tanpa cela. Padahal polisi juga manusia tempatnya salah dan juga lupa.
Selama bertugas, AKP Agus merasakan bahwa masyarakat kini jauh lebih pintar, bisa membedakan polisi mana yang bisa menilang dan tidak bisa menilang.
"Saya ini anggota Sabhara, masyarakat tahu kalau saya tidak bisa menilang karena yang boleh menilang itu polisi lalu lintas," katanya.
Saat bertugas, AKP Agus menerapkan konsep pasrah dan tawakal sehingga kejadian apa pun yang menimpa saat bertugas, dirinya tidak terbebani dengan apa pun karena percaya ada Allah SWT yang berkehendak atas setiap kegiatannya.
Ketika berhadap dengan pengendara yang memaksa untuk masuk Tol Jatiwaringin yang sedang diberlakukan satu arah, AKP Agus dengan sabar memberikan pemahaman kepada pengendara yang mengaku sebagai pejabat pemerintahan.
Meski kondisi lelah bertugas berjaga di Pos Pam, AKP Agus berupaya memberikan pemahaman kepada pengendara tersebut bahwa aturan pimpinan harus dijalankan tidak boleh ada kendaraan yang melintas masuk tol Jatiwaringin sampai kebijakan dibuka.
"Itulah suka dukanya, kami berusaha memberikan pemahaman, terkadang masyarakat yang kurang sabar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022