Pemerintah Kota Shanghai, China, telah menetapkan target untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di luar kawasan karantina pada Rabu (20/4), menurut sumber yang mengetahui hal itu.

Keputusan itu dinilai akan melonggarkan aturan lockdown dan penduduk bisa kembali hidup normal di kota terbesar China tersebut.

Target itu mengharuskan para pejabat mempercepat tes COVID dan pemindahan kasus positif ke pusat-pusat karantina, menurut pidato seorang pejabat Partai Komunis setempat, Sabtu, yang salinannya dilihat oleh Reuters.

Shanghai telah menjadi episentrum wabah COVID-19 terbesar di China sejak virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019. Kota itu telah mencatat lebih dari 320.000 kasus infeksi sejak awal Maret ketika lonjakan dimulai.
Sebuah jalan kosong terlihat saat penguncian, di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), di Shanghai, China, Sabtu (16/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cfo

Penduduk kota Shanghai yang dikunci telah mengungkapkan frustrasi mereka atas sulitnya mendapatkan pangan, kehilangan penghasilan, berpisah dengan anggota keluarga dan kondisi buruk di pusat-pusat karantina.

Pabrik-pabrik yang ditutup serta kemacetan di sejumlah wilayah akibat pembatasan COVID-19 telah mengganggu rantai pasokan global.

Sasaran baru Shanghai untuk mencapai "level komunitas nol COVID" hingga 20 April baru-baru ini disosialisasikan oleh kader Partai Komunis kota itu ke berbagai organisasi termasuk sekolah, menurut sumber yang menolak disebut namanya.

Definisi China tentang status nol COVID di tingkat komunitas artinya tak ada kasus baru yang muncul di luar kawasan yang dikarantina.

Pidato pada Sabtu itu, yang disampaikan sekretaris Partai Komunis distrik Baoshan Chen Jie, menggambarkan target itu sebagai perintah yang datang ketika situasi di kota itu mencapai "momen kritis" di tengah kekhawatiran publik dan tekanan pada pasokan pangan.

"Kelompok Kerja Dewan Negara, komite partai kotamadya dan pemerintah kotamadya telah meminta agar titik balik pandemi harus mulai terlihat pada 17 (April) dan status nol COVID harus tercapai pada 20 (April)," kata Jie dalam pidatonya.

Pemerintah kota Shanghai dan Dewan Negara China belum merespons permintaan untuk berkomentar, sementara pemerintah distrik Baoshan tidak bisa dihubungi di luar hari kerja.
A woman tries to buy food from a vendor behind barricades of a sealed-off area, during lockdown amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China April 14, 2022. REUTERS/Aly Song *** Local Caption *** Seorang wanita berusaha membeli makanan dari pedagang di balik barikade wilayah yang ditutup, selama lockdown saat terjadi pandemi virus corona (COVID-19), di Shanghai, China, Kamis (14/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/RWA/djo (REUTERS/ALY SONG)

Titik Balik

"Ini adalah perintah militer, tak ada ruang untuk tawar-menawar, kita hanya dapat menunjukkan semangat dan berjuang demi kemenangan. Dapat juga dikatakan bahwa ini adalah serangan total, pertempuran terakhir untuk membalikkan tren epidemi," kata pidato itu.

Mengakhiri penularan lokal telah menjadi titik balik bagi kota-kota China lainnya yang telah memberlakukan lockdown.

Pemerintah Kota Shenzhen, yang dikunci sepekan pada pertengahan Maret, mengatakan mereka telah mencapai status tersebut setelah jumlah kasus lokal di luar kawasan karantina anjlok hingga nol.
Sejumlah sepeda dari layanan sewa sepeda berjajar untuk menutup jalan saat diberlakukan penguncian akibat COVID-19 di Shanghai, China, Kamis (14/4/2022). Pemerintah Kota Shanghai memperingatkan kepada siapapun yang melanggar aturan penguncian akan ditindak secara tegas, menyusul lonjakan kasus COVID-19 harian menjadi lebih dari 25.000. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/rwa.

Segera setelah itu, Shenzhen membuka kembali transportasi publik dan mengizinkan tempat-tempat usaha melanjutkan bisnis mereka.

Dari 23.643 kasus lokal baru di Shanghai yang tercatat pada Sabtu, 722 di antaranya adalah kasus baru di luar kawasan karantina.

Pendekatan "nol dinamis" China untuk mengendalikan COVID mengharuskan otoritas mengarantina semua kasus secara terpusat dan mengisolasi kontak dekat mereka.

Pemerintah Pusat di Beijing turun tangan ke Shanghai pada awal April setelah kota itu gagal mengisolasi COVID-19 dengan lockdown bertahap.
Suasana jalanan di Shanghai saat diberlakukan penguncian akibat COVID-19 di China, Kamis (14/4/2022). Pemerintah Kota Shanghai memperingatkan kepada siapapun yang melanggar aturan penguncian akan ditindak secara tegas, menyusul lonjakan kasus COVID-19 harian menjadi lebih dari 25.000. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/rwa.

Presiden Xi Jinping bersikeras bahwa China tidak boleh melonggarkan aturan COVID, dan harus berpegang teguh pada pendekatan eliminasi kasus.

Shanghai mulai mengunci beberapa kawasan di timur Sungai Huangpu pada 28 Maret, dan memperluas lockdown ke seluruh kota pada 1 April. Meskipun otoritas setempat melonggarkan pembatasan sosial pekan lalu, sebagian besar bisnis masih tutup dan transportasi publik ditangguhkan.

Pada Jumat, regulator industri China mengatakan telah mengidentifikasi 666 perusahaan Shanghai di sektor semikonduktor, otomotif dan kesehatan sebagai prioritas yang diizinkan untuk melanjutkan bisnis.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022