Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut kedaulatan pangan akan mudah tercapai setelah tercipta kemandirian.

"Kenapa ada kedaulatan pangan, selain kemandirian pangan karena ada beberapa komoditas yang masih impor," kata Wagub Emil saat menghadiri kegiatan konsolidasi pengurus Dewan Pimpinan Daerah Jaringan Kemandirian Nasional (DPD Jaman) Jatim di Surabaya, Jumat malam.

Dalam kegiatan konsolidasi itu, DPD Jaman Jatim menyatakan sedang membentuk jaringan kemandirian pangan melalui dewan pimpinan kabupaten/kota (DPK) yang tersebar di seluruh wilayah provinsi tersebut. 

Wagub Emil mengapresiasi. "Kita akan lebih mudah berdaulat jika kita mandiri," ujarnya.

Terlebih, mantan Bupati Trenggalek itu menandaskan, Jatim adalah lumbung pangan. 

"Luas wilayah Jatim 48 ribu meter persegi, penduduknya 40 juta jiwa. Sebenarnya menanam apa saja kita bisa," tuturnya.

Wagub Emil membandingkan dengan Amerika Serikat yang warganya tidak pernah makan tempe, tetapi petaninya menanam kedelai. 

"Kita jangan bergantung terus pada pada komoditas impor dari luar negeri," tuturnya. 

Melalui jaringan kemandirian pangan, Wagub Emil menandaskan, DPD Jaman Jatim bisa ambil posisi terhadap harga cabai rawit yang harganya kerap kali tinggi di pasaran. 

Sekretaris DPD Jaman Jatim Zainuddin menjelaskan jaringan kemandirian pangan saat ini sedang digagas setelah terlebih dahulu terbentuk rumah pangan di seluruh DPK wilayah Jatim.

"Jadi sebelumnya kita telah membentuk rumah pangan di tiap DPK Jaman wilayah Jatim. Dari rumah-rumah pangan itu, sekarang kita gagas jaringan pangan. Tujuannya untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan yang sedang naik," katanya. 

Menurutnya, sebelum dikonsolidasikan kepada para pengurus DPK Jaman se-Jatim malam hari ini, jaringan pangan telah bergerak dengan menjual minyak goreng murah kepada masyarakat di sejumlah daerah kabupaten/ kota. 

"Setelah dikonsolidasikan malam hari ini, jaringan pangan Jaman di wilayah Jatim tak lama lagi kami akan segera kita launching," ucapnya.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022