Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, menggandeng start-up Kang Duren dalam program Aksi Pelestarian Durian Banyuwangi (Si Tari Dubang) untuk mempromosikan dan memperluas pasar durian varietas unggul khas daerah.
Start-up Kang Duren merupakan salah satu perusahaan rintisan yang fokus pada pembangunan ekosistem dan memajukan para petani durian.
Difasilitasi Pemkab Banyuwangi, para petani durian di Kecamatan Songgon menandatangani kerja sama dengan Kang Duren untuk pengembangan pemasaran daring.
"Durian Banyuwangi dikenal dengan kelegitan rasanya. Selama ini penghasil buah durian lokal Banyuwangi terbatas hanya sentra dan masih belum ada pemasaran yang terintegrasi di marketplace. Untuk itu, kami menggandeng start-up Kang Duren guna memperluas pasar durian unggul asli Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Dengan kerja sama ini, lanjut Ipuk, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan para petani durian, sekaligus menjadi tugas petani dan Dinas Pertanian meningkatkan produksinya untuk menjaga ketersediaan durian.
Menurut Ipuk, Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil durian nusantara dan memiliki berbagai varietas durian unggul, seperti durian merah, balqis, banteng, kepodang, gandrung, blambangan, tawang alun, durian boneng, mentega, orange, pink, dan kasur.
"Semua jenis durian tersebut memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki varietas durian di daerah lain," tuturnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi M. Khoiri menjelaskan bahwa melalui program Si Tari Dubang ini, pihaknya melakukan pengembangan durian lokal mulai dari hulu hingga hilir, seperti identifikasi dan pendaftaran varian durian lokal unggul, perlindungan pohon induk durian unggul, hingga penangkaran dan pembibitan durian lokal unggul.
"Kami juga akan mengembangkan kampung durian, selain juga membantu pemasarannya. Program ini terbukti memberikan solusi peningkatan populasi tanaman durian lokal dari 100.462 pohon pada tahun 2017 menjadi 114.782 pohon pada tahun 2021. Ini tersebar di Kabupaten Banyuwangi," paparnya.
Sementara itu, CEO Kang Duren Zulfikri mengatakan dengan membuka keran pasar secara pemasaran digital bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang seringkali dihadapi petani durian, seperti persoalan harga pasar dan panen yang tidak menentu.
"Tugas start-up Kang Duren nanti mempresentasikan durian unggul Banyuwangi dengan narasi-narasi yang baik, termasuk historinya," ujarnya.
Menurut Zulfikri, salah satu yang menarik komoditas durian dari Banyuwangi adalah varietas durian merah. Namun, pemasaran durian ini masih terkendala stok yang terbatas.
"Branding durian merah sudah sangat baik, namun produksinya belum bisa mengimbangi permintaan pasar. Maka, inilah saatnya petani mulai bekerja keras bagaimana meningkatkan produksinya melalui berbagai teknik budi daya yang akan difasilitasi oleh dinas terkait," katanya.
Populasi tanaman durian di kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 114.782 pohon atau setara luas 1.147 hektare dengan produksi mencapai 14.754 ton per tahun.
Sentra durian pun tersebar di beberapa kecamatan di Banyuwangi, di antaranya Songgon, Glagah, Licin, Kalipuro, Glenmore, dan Kalibaru. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Start-up Kang Duren merupakan salah satu perusahaan rintisan yang fokus pada pembangunan ekosistem dan memajukan para petani durian.
Difasilitasi Pemkab Banyuwangi, para petani durian di Kecamatan Songgon menandatangani kerja sama dengan Kang Duren untuk pengembangan pemasaran daring.
"Durian Banyuwangi dikenal dengan kelegitan rasanya. Selama ini penghasil buah durian lokal Banyuwangi terbatas hanya sentra dan masih belum ada pemasaran yang terintegrasi di marketplace. Untuk itu, kami menggandeng start-up Kang Duren guna memperluas pasar durian unggul asli Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Dengan kerja sama ini, lanjut Ipuk, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan para petani durian, sekaligus menjadi tugas petani dan Dinas Pertanian meningkatkan produksinya untuk menjaga ketersediaan durian.
Menurut Ipuk, Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil durian nusantara dan memiliki berbagai varietas durian unggul, seperti durian merah, balqis, banteng, kepodang, gandrung, blambangan, tawang alun, durian boneng, mentega, orange, pink, dan kasur.
"Semua jenis durian tersebut memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki varietas durian di daerah lain," tuturnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi M. Khoiri menjelaskan bahwa melalui program Si Tari Dubang ini, pihaknya melakukan pengembangan durian lokal mulai dari hulu hingga hilir, seperti identifikasi dan pendaftaran varian durian lokal unggul, perlindungan pohon induk durian unggul, hingga penangkaran dan pembibitan durian lokal unggul.
"Kami juga akan mengembangkan kampung durian, selain juga membantu pemasarannya. Program ini terbukti memberikan solusi peningkatan populasi tanaman durian lokal dari 100.462 pohon pada tahun 2017 menjadi 114.782 pohon pada tahun 2021. Ini tersebar di Kabupaten Banyuwangi," paparnya.
Sementara itu, CEO Kang Duren Zulfikri mengatakan dengan membuka keran pasar secara pemasaran digital bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang seringkali dihadapi petani durian, seperti persoalan harga pasar dan panen yang tidak menentu.
"Tugas start-up Kang Duren nanti mempresentasikan durian unggul Banyuwangi dengan narasi-narasi yang baik, termasuk historinya," ujarnya.
Menurut Zulfikri, salah satu yang menarik komoditas durian dari Banyuwangi adalah varietas durian merah. Namun, pemasaran durian ini masih terkendala stok yang terbatas.
"Branding durian merah sudah sangat baik, namun produksinya belum bisa mengimbangi permintaan pasar. Maka, inilah saatnya petani mulai bekerja keras bagaimana meningkatkan produksinya melalui berbagai teknik budi daya yang akan difasilitasi oleh dinas terkait," katanya.
Populasi tanaman durian di kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 114.782 pohon atau setara luas 1.147 hektare dengan produksi mencapai 14.754 ton per tahun.
Sentra durian pun tersebar di beberapa kecamatan di Banyuwangi, di antaranya Songgon, Glagah, Licin, Kalipuro, Glenmore, dan Kalibaru. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022