Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak Pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah kelangkaan dan mahalnya minyak goreng serta mahalnya harga kedelai sebelum puasa Ramadhan.
"Menjelang puasa Ramadhan ini, saya keliling ke wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Lamongan dan Gresik. Untuk produksi tempe dan tahu, menurut pedagang dan pembeli harganya tidak dinaikkan meski harga kedelainya mahal. Sebab ukurannya diperkecil," kata Puan Maharani saat mengunjungi Kampung Tempe di Sukomanunggal Gang I, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Rabu.
Puan juga mengaku, saat dirinya mengunjungi pabrik minyak goreng di Gresik, perusahaan juga tidak mengurangi produksinya. Sehingga dirinya pun meminta untuk menyelidiki, kenapa minyak goreng bisa hilang di pasaran.
"Sekarang pertanyaannya adalah, jika produksi pabrik minyak goreng normal, kok bisa minyak goreng tersebut langka di pasaran. Makanya saya minta pemerintah untuk mengantisipasi ini, namun tidak secara ad hoc. Artinya kenapa di lapangan distribusi dan distributor ada kelangkaan minyak goreng. Ini kenapa?" katanya.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengatakan, dirinya sebagai Ketua DPR RI memiliki fungsi pengawasan, bukan sebagai eksekusi. Untuk itu, Puan sekali lagi menekankan agar pemerintah menelusuri kelangkaan minyak goreng ini karena apa.
"Katanya ada panic buying, apakah betul karena itu? Sebab hanya saat-saat tertuntu saja ada panic buying?" katanya.
Agar dalam waktu cepat ini bisa teratasi, dan masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga normal, Puan minta pemerintah daerah menggelar operasi pasar (OP).
"Saya minta antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah berkoordinasi untuk menggelar operasi pasar. Antara pemda dan pemerintah pusat harus sinergi untuk mengatasi masalah minyak goreng ini," ujarnya.
Sementara itu, saat mengunjungi Kampung Tempe di Sukomanunggal, Puan juga mengunjung sejumlah perajin. Termasuk diskusi dengan Ketua Paguyuban Perajin Tempe Sukomanunggal, Markuat.
Dalam kunjungannya yang didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Whisnu Sakti Buana, Puan menanyakan masalah apa yang menjadi kendala para perajin tempe.
"Soal harga kedelai bisa disiasati dengan mengecilkan ukuran tempe. Bantuan yang mereka butuhkan adalah tempat untuk merebus kedelai yang saat ini masih terbuat dari drum. Makanya nanti melalui Pak Wali Kota, kami akan bantu apa yang dibutuhkan. Yakni menggunakan wadah dari dari bahan stainless," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Menjelang puasa Ramadhan ini, saya keliling ke wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Lamongan dan Gresik. Untuk produksi tempe dan tahu, menurut pedagang dan pembeli harganya tidak dinaikkan meski harga kedelainya mahal. Sebab ukurannya diperkecil," kata Puan Maharani saat mengunjungi Kampung Tempe di Sukomanunggal Gang I, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Rabu.
Puan juga mengaku, saat dirinya mengunjungi pabrik minyak goreng di Gresik, perusahaan juga tidak mengurangi produksinya. Sehingga dirinya pun meminta untuk menyelidiki, kenapa minyak goreng bisa hilang di pasaran.
"Sekarang pertanyaannya adalah, jika produksi pabrik minyak goreng normal, kok bisa minyak goreng tersebut langka di pasaran. Makanya saya minta pemerintah untuk mengantisipasi ini, namun tidak secara ad hoc. Artinya kenapa di lapangan distribusi dan distributor ada kelangkaan minyak goreng. Ini kenapa?" katanya.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengatakan, dirinya sebagai Ketua DPR RI memiliki fungsi pengawasan, bukan sebagai eksekusi. Untuk itu, Puan sekali lagi menekankan agar pemerintah menelusuri kelangkaan minyak goreng ini karena apa.
"Katanya ada panic buying, apakah betul karena itu? Sebab hanya saat-saat tertuntu saja ada panic buying?" katanya.
Agar dalam waktu cepat ini bisa teratasi, dan masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga normal, Puan minta pemerintah daerah menggelar operasi pasar (OP).
"Saya minta antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah berkoordinasi untuk menggelar operasi pasar. Antara pemda dan pemerintah pusat harus sinergi untuk mengatasi masalah minyak goreng ini," ujarnya.
Sementara itu, saat mengunjungi Kampung Tempe di Sukomanunggal, Puan juga mengunjung sejumlah perajin. Termasuk diskusi dengan Ketua Paguyuban Perajin Tempe Sukomanunggal, Markuat.
Dalam kunjungannya yang didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Whisnu Sakti Buana, Puan menanyakan masalah apa yang menjadi kendala para perajin tempe.
"Soal harga kedelai bisa disiasati dengan mengecilkan ukuran tempe. Bantuan yang mereka butuhkan adalah tempat untuk merebus kedelai yang saat ini masih terbuat dari drum. Makanya nanti melalui Pak Wali Kota, kami akan bantu apa yang dibutuhkan. Yakni menggunakan wadah dari dari bahan stainless," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022