Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya menyebut salah satu upaya meningkatkan masuknya investasi di Kota Pahlawan, Jawa Timur, yakni dengan memberikan kemudahan izin usaha kepada investor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati di Surabaya, Kamis, mengatakan bentuk kemudahan perizinan yang diberikan, seperti pengurusan perizinan berusaha seluruhnya dilaksanakan secara daring melalui sistem OSS (Online Single Submission) dan SSW (Surabaya Single Window) ALFA.
“Proses secara daring tersebut tentunya memudahkan investor untuk memenuhi izin atas usaha yang dilakukan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya terus menggencarkan sosialisasi sistem tersebut kepada investor dan pelaku usaha
Pada tahun 2022, Dewi memastikan, Pemkot Surabaya berusaha untuk terus meningkatkan nilai realisasi investasi di atas capaian tahun 2021 sebesar Rp29,22 triliun.
Tentu saja untuk mencapai target itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan telaah dan menyiapkan sejumlah. “Target investasi pada tahun 2022 harus dapat melebihi capaian realisasi pada tahun sebelumnya," katanya.
Dewi menyebutkan ada lima sektor unggulan realisasi investasi tertinggi pada tahun 2021. Pertama, investasi penanaman modal asing (PMA) pada 2021, nilai realisasi tertinggi tercatat pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai Rp2,23 triliun atau 78,16 persen.
“Kedua, realisasi investasi berada pada sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai Rp0,32 triliun atau 11,29 persen," kata Dewi.
Selanjutnya ketiga, kata Dewi, realisasi investasi tertinggi adalah sektor hotel dan restoran dengan nilai Rp0,14 triliun atau 4,83 persen. Sedangkan keempat, adalah sektor perumahan, kawasan, industri dan perkantoran, dengan nilai realisasi investasi Rp0,05 triliun atau 1,62 persen.
“Terakhir adalah sektor Industri kimia dan farmasi, dengan realisasi investasi Rp0,03 triliun atau 1,18 persen," kata dia.
Sementara untuk investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN), Dewi menyebut realisasi investasi tertinggi pada urutan pertama terdapat pada sektor perumahan, kawasan, industri dan perkantoran dengan nilai Rp14,16 triliun atau 52,14 persen.
Lalu, pada urutan kedua ada pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai realisasi Rp3,91 triliun atau 14,41 persen. Sedangkan pada urutan ketiga yakni, sektor hotel dan restoran dengan realisasi Rp2.13 triliun atau 7,86 persen.
Kemudian pada urutan keempat, realisasi investasi ada pada sektor kesehatan dengan nilai Rp1,40 triliun atau 5,17 persen. Sedangkan pada urutan kelima, yakni sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai investasi Rp1,36 triliun atau 5 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati di Surabaya, Kamis, mengatakan bentuk kemudahan perizinan yang diberikan, seperti pengurusan perizinan berusaha seluruhnya dilaksanakan secara daring melalui sistem OSS (Online Single Submission) dan SSW (Surabaya Single Window) ALFA.
“Proses secara daring tersebut tentunya memudahkan investor untuk memenuhi izin atas usaha yang dilakukan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya terus menggencarkan sosialisasi sistem tersebut kepada investor dan pelaku usaha
Pada tahun 2022, Dewi memastikan, Pemkot Surabaya berusaha untuk terus meningkatkan nilai realisasi investasi di atas capaian tahun 2021 sebesar Rp29,22 triliun.
Tentu saja untuk mencapai target itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan telaah dan menyiapkan sejumlah. “Target investasi pada tahun 2022 harus dapat melebihi capaian realisasi pada tahun sebelumnya," katanya.
Dewi menyebutkan ada lima sektor unggulan realisasi investasi tertinggi pada tahun 2021. Pertama, investasi penanaman modal asing (PMA) pada 2021, nilai realisasi tertinggi tercatat pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai Rp2,23 triliun atau 78,16 persen.
“Kedua, realisasi investasi berada pada sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai Rp0,32 triliun atau 11,29 persen," kata Dewi.
Selanjutnya ketiga, kata Dewi, realisasi investasi tertinggi adalah sektor hotel dan restoran dengan nilai Rp0,14 triliun atau 4,83 persen. Sedangkan keempat, adalah sektor perumahan, kawasan, industri dan perkantoran, dengan nilai realisasi investasi Rp0,05 triliun atau 1,62 persen.
“Terakhir adalah sektor Industri kimia dan farmasi, dengan realisasi investasi Rp0,03 triliun atau 1,18 persen," kata dia.
Sementara untuk investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN), Dewi menyebut realisasi investasi tertinggi pada urutan pertama terdapat pada sektor perumahan, kawasan, industri dan perkantoran dengan nilai Rp14,16 triliun atau 52,14 persen.
Lalu, pada urutan kedua ada pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai realisasi Rp3,91 triliun atau 14,41 persen. Sedangkan pada urutan ketiga yakni, sektor hotel dan restoran dengan realisasi Rp2.13 triliun atau 7,86 persen.
Kemudian pada urutan keempat, realisasi investasi ada pada sektor kesehatan dengan nilai Rp1,40 triliun atau 5,17 persen. Sedangkan pada urutan kelima, yakni sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai investasi Rp1,36 triliun atau 5 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022