Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak beserta istri didampingi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengunjungi kampung tahu di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Wagub datang langsung ke UMKM tahu takwa di Kelurahan Tinalan, dialog langsung dengan para perajin tahu kuning "takwa" terkait dengan kondisi usaha di tengah kian mahalnya harga kedelai yang tembus di angka Rp11 ribu per kilogram.
"Jadi, kita mendengar dimana-mana harga kedelai itu meningkat, membuat resah para perajin tahu dan tempe. Kami ada acara di Kediri dan langsung ingat bahwa kotanya Pak Wali Kota adalah 'kota tahu'. Jadi, kami ingin langsung menengok pelaku UMKM dan betul harga naik," katanya saat meninjau kampung tahu di Kediri, Rabu.
Wagub Emil mengatakan gejolak kenaikan harga tahu itu karena ada tekanan harga di tingkat internasional.
Dalam dialog dengan perajin tahu, diketahui harga beli kedelai satu pekan lalu di angka Rp11 ribu per kilogram. Dirinya sempat menghubungi lewat sambungan telepon seluler importir besar, yang menyebut bahwa kini harga kedelai merangkak naik di tingkat importir menjadi Rp11.220.
Wagub juga menambahkan bahwa para perajin cukup kesulitan dengan harga bahan baku kedelai yang mahal itu. Sementara, di sisi lain, jika harga jual tahu dinaikkan, bisa berpengaruh dengan larinya pelanggan. Untuk menyiasatinya, perajin mengurangi bahan baku kedelai.
"Pengurangan kedelai ini hanya tekstur yang berubah, tapi rasanya masih enak banget. Dijamin, jangan ragu beli tahu hari ini, rasanya masih oke banget. Beneran ini enak banget. Masyarakat jangan ragu beli tahu, kualitasnya masih terjaga," kata Wagub Emil.
Ia pun mengakui hingga kini Indonesia belum swasembada kedelai. Ia pun berusaha komunikasi dengan Kementerian Perdagangan kemungkinan ada operasi pasar atau subsidi kedelai untuk UMKM.
"Ini masih tahap awal. Kami harus koordinasi lagi melihat perkembangan selanjutnya. Tapi sambil menunggu keputusan Kementerian, mungkin saja pak Wali sudah mulai komunikasi, kami kenalkan ke perwakilan (importir) siapa tahu ada hal yang bisa langsung dijalankan sekarang. Kalau memang dibutuhkan, karena beliau yang paling tahu. Kalau stok masih oke, harga itu kan kekuatan internasional," ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang juga mendampingi Wagub Emil mengatakan pemerintah kota juga berharap Kementerian Perdagangan untuk bisa membuat terobosan sehingga harga kedelai bisa turun.
"Kami berharap Kementerian terus bekerja untuk paling tidak bisa menurunkan harga kedelai sampai ke daerah. Jadi, kami akan komunikasi dengan pusat, Kemendag, agar bisa memberikan bantuan dalam bentuk entah itu transpor atau apa, sehingga harganya tidak terlalu melonjak," kata Wali Kota.
Ia pun menambahkan, di Kota Kediri pemilik UMKM tahu masih tetap beroperasi seperti biasa.
"Stoknya aman, distribusi semua aman, cuma harganya saja. Sambil berdoa, berharap dari pusat segera bergerak sehingga bisa stabil lagi," pungkas Wali Kota. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wagub datang langsung ke UMKM tahu takwa di Kelurahan Tinalan, dialog langsung dengan para perajin tahu kuning "takwa" terkait dengan kondisi usaha di tengah kian mahalnya harga kedelai yang tembus di angka Rp11 ribu per kilogram.
"Jadi, kita mendengar dimana-mana harga kedelai itu meningkat, membuat resah para perajin tahu dan tempe. Kami ada acara di Kediri dan langsung ingat bahwa kotanya Pak Wali Kota adalah 'kota tahu'. Jadi, kami ingin langsung menengok pelaku UMKM dan betul harga naik," katanya saat meninjau kampung tahu di Kediri, Rabu.
Wagub Emil mengatakan gejolak kenaikan harga tahu itu karena ada tekanan harga di tingkat internasional.
Dalam dialog dengan perajin tahu, diketahui harga beli kedelai satu pekan lalu di angka Rp11 ribu per kilogram. Dirinya sempat menghubungi lewat sambungan telepon seluler importir besar, yang menyebut bahwa kini harga kedelai merangkak naik di tingkat importir menjadi Rp11.220.
Wagub juga menambahkan bahwa para perajin cukup kesulitan dengan harga bahan baku kedelai yang mahal itu. Sementara, di sisi lain, jika harga jual tahu dinaikkan, bisa berpengaruh dengan larinya pelanggan. Untuk menyiasatinya, perajin mengurangi bahan baku kedelai.
"Pengurangan kedelai ini hanya tekstur yang berubah, tapi rasanya masih enak banget. Dijamin, jangan ragu beli tahu hari ini, rasanya masih oke banget. Beneran ini enak banget. Masyarakat jangan ragu beli tahu, kualitasnya masih terjaga," kata Wagub Emil.
Ia pun mengakui hingga kini Indonesia belum swasembada kedelai. Ia pun berusaha komunikasi dengan Kementerian Perdagangan kemungkinan ada operasi pasar atau subsidi kedelai untuk UMKM.
"Ini masih tahap awal. Kami harus koordinasi lagi melihat perkembangan selanjutnya. Tapi sambil menunggu keputusan Kementerian, mungkin saja pak Wali sudah mulai komunikasi, kami kenalkan ke perwakilan (importir) siapa tahu ada hal yang bisa langsung dijalankan sekarang. Kalau memang dibutuhkan, karena beliau yang paling tahu. Kalau stok masih oke, harga itu kan kekuatan internasional," ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang juga mendampingi Wagub Emil mengatakan pemerintah kota juga berharap Kementerian Perdagangan untuk bisa membuat terobosan sehingga harga kedelai bisa turun.
"Kami berharap Kementerian terus bekerja untuk paling tidak bisa menurunkan harga kedelai sampai ke daerah. Jadi, kami akan komunikasi dengan pusat, Kemendag, agar bisa memberikan bantuan dalam bentuk entah itu transpor atau apa, sehingga harganya tidak terlalu melonjak," kata Wali Kota.
Ia pun menambahkan, di Kota Kediri pemilik UMKM tahu masih tetap beroperasi seperti biasa.
"Stoknya aman, distribusi semua aman, cuma harganya saja. Sambil berdoa, berharap dari pusat segera bergerak sehingga bisa stabil lagi," pungkas Wali Kota. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022