Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat pada tahun 2021 mencapai 4,73 persen.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Madiun tahun 2021 yang mencapai 4,73 persen tersebut, tumbuh 7 persen dari tahun 2020 yang tercatat minus 3,39 persen.
"Saya sudah menunggu hasil ini dari BPS. Kemarin Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita terbesar nomor lima secara nasional. Hari ini, pertumbuhan ekonomi kita naik 7 persen lebih. Ini lebih tinggi dari provinsi maupun nasional," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Rabu.
Ia menjelaskan, capaian itu tentu tidak mudah mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Seperti diketahui, pandemi telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan termasuk perekonomian. Bahkan, perekonomian sempat tercatat minus pada 2020 lalu atau pada saat tahun pertama pandemi. Pemerintah berupaya keras agar ekonomi tidak terjun bebas ke arah resesi.
"Dalam pandemi seperti ini, untuk bertahan agar tidak turun saja sudah sulit. Kita malah naik sampai 7 persen lebih," kata dia.
Wali kota mengaku sempat pesimistis. Namun, berkat upaya bersama, ekonomi dapat tumbuh lebih dari yang diperkirakan. Karenanya, Wali Kota Maidi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak tak terkecuali masyarakat.
"Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menggenjot perekonomian tidak akan optimal tanpa dukungan masyarakat," katanya.
Menurutnya, ada beragam pembangunan yang bermuara pada peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Mulai kawasan Pahlawan Street Center (PSC), pujasera Pasar Sleko, hingga lapak-lapak UMKM di tiap kelurahan.
Pembangunan tersebut didukung dengan kebijakan Wali Kota Madiun. Salah satunya, kebijakan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berbelanja di PKL dan UMKM sekitar tempat tinggal dan kantor. Besaran belanja wajib dilaporkan ke dalam aplikasi Pro UMKM. Sejak kebijakan dijalankan, total belanja ASN sudah mencapai lebih dari Rp11 miliar.
"Terima kasih kepada masyarakat Kota Madiun dan juga para pengusaha yang telah berkontribusi dalam peningkatan ekonomi di kota kita," katanya.
Sementara, sesuai data BPS Kota Madiun, besaran produk domestik regional bruto (PDRB) harga berlaku tahun 2021 di Kota Madiun mencapai sebesar Rp14,7 triliun.
PDRB yang tumbuh signifikan tersebut disumbang dari berbagai kontribusi lapangan usaha. Terdapat empat golongan lapangan usaha yang memberikan kontribusi besar.
Yakni, perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan kendaraan bermotor sebesar 25,25 persen. Lalu, informasi dan komunikasi sebesar 15,62 persen, industri pengolahan 15,30 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,95 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Madiun tahun 2021 yang mencapai 4,73 persen tersebut, tumbuh 7 persen dari tahun 2020 yang tercatat minus 3,39 persen.
"Saya sudah menunggu hasil ini dari BPS. Kemarin Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita terbesar nomor lima secara nasional. Hari ini, pertumbuhan ekonomi kita naik 7 persen lebih. Ini lebih tinggi dari provinsi maupun nasional," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Rabu.
Ia menjelaskan, capaian itu tentu tidak mudah mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Seperti diketahui, pandemi telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan termasuk perekonomian. Bahkan, perekonomian sempat tercatat minus pada 2020 lalu atau pada saat tahun pertama pandemi. Pemerintah berupaya keras agar ekonomi tidak terjun bebas ke arah resesi.
"Dalam pandemi seperti ini, untuk bertahan agar tidak turun saja sudah sulit. Kita malah naik sampai 7 persen lebih," kata dia.
Wali kota mengaku sempat pesimistis. Namun, berkat upaya bersama, ekonomi dapat tumbuh lebih dari yang diperkirakan. Karenanya, Wali Kota Maidi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak tak terkecuali masyarakat.
"Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menggenjot perekonomian tidak akan optimal tanpa dukungan masyarakat," katanya.
Menurutnya, ada beragam pembangunan yang bermuara pada peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Mulai kawasan Pahlawan Street Center (PSC), pujasera Pasar Sleko, hingga lapak-lapak UMKM di tiap kelurahan.
Pembangunan tersebut didukung dengan kebijakan Wali Kota Madiun. Salah satunya, kebijakan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berbelanja di PKL dan UMKM sekitar tempat tinggal dan kantor. Besaran belanja wajib dilaporkan ke dalam aplikasi Pro UMKM. Sejak kebijakan dijalankan, total belanja ASN sudah mencapai lebih dari Rp11 miliar.
"Terima kasih kepada masyarakat Kota Madiun dan juga para pengusaha yang telah berkontribusi dalam peningkatan ekonomi di kota kita," katanya.
Sementara, sesuai data BPS Kota Madiun, besaran produk domestik regional bruto (PDRB) harga berlaku tahun 2021 di Kota Madiun mencapai sebesar Rp14,7 triliun.
PDRB yang tumbuh signifikan tersebut disumbang dari berbagai kontribusi lapangan usaha. Terdapat empat golongan lapangan usaha yang memberikan kontribusi besar.
Yakni, perdagangan besar, eceran, reparasi mobil, dan kendaraan bermotor sebesar 25,25 persen. Lalu, informasi dan komunikasi sebesar 15,62 persen, industri pengolahan 15,30 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,95 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022