Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, berencana kembali menggelar operasi pasar minyak goreng guna menstabilkan harga komoditas tersebut.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Salim Darmawan mengatakan pihaknya sudah merencanakan untuk operasi pasar, tetapi untuk jadwalnya masih disesuaikan.
"Dalam waktu dekat kami menggelar operasi pasar. Ini masih koordinasi dengan distributor," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengakui saat ini harga minyak goreng masih belum stabil, bahkan belum semuanya sesuai dengan harga eceran tertinggi. Namun, dari pantauan petugas di lapangan, harga minyak goreng kini sudah lebih murah ketimbang sebelumnya.
"Poin plusnya saat ini harga sudah mulai turun untuk yang curah. Pekan lalu masih Rp21 ribu per kilogram, sekarang terpantau sekitar Rp18 ribu per kilogram. Paling tidak, harga sudah mulai ada penurunan. Kami harapkan, dengan harga baru bisa dikirim ke pasar," kata dia.
Ia pun menambahkan, hingga kini belum ada indikasi sengaja penimbunan minyak goreng.
"Sampai saat ini belum ditemukan indikasi seperti itu. Kami juga koordinasi dengan satgas pangan di Polres Kediri Kota, mereka juga belum menemukan indikasi seperti itu (penimbunan minyak goreng)," kata dia.
Terkait dengan kebutuhan minyak goreng di Kota Kediri, Salim mengungkapkan adalah 236.986 liter per bulan. Data itu dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kota Kediri Tahun 2019.
Sementara itu, harga minyak goreng curah di Pasar Pahing, Kota Kediri harganya Rp18 ribu per kilogram. Harga itu memang masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi yang seharusnya Rp11.500 per kilogram.
"Ini harganya masih Rp18 ribu, karena ini stok lama. Banyak pembeli yang tanya minyak subsidi, tapi saat ini dengan stok yang lama. Itu pun beli di Pattimura (Jalan Pattimura, sentra grosir di Kota Kediri) antre. Kalau yang kemasan Rp17 ribu per liter, itu pun belinya juga dijatah, hanya dua kardus," kata Sunarsih, salah seorang pedagang.
Sunarsih juga mengatakan, untuk stok minyak goreng curah yang ia jual juga masih banyak. Ia dulu membeli sekitar 10 jerigen yang per satu jerigen bisa diisi 16 kilogram.
Di sejumlah toko grosir di Jalan Pattimura, Kota Kediri, penjual pun masih menjual dengan harga di atas HET minyak goreng yang curah. Misalnya di Toko Sumber Akur, penjual menjual seharga Rp14 ribu per kilogram untuk minyak goreng curah. Pembelian pun dibatasi hanya 18 kilogram saja.
"Biasanya yang curah Rp20 ribu per kilogram. Sekarang harganya Rp14 ribu per kilogram. Pembelian dibatasi 18 kilogram. Ini pekan kedua dengan harga itu (Rp14 ribu per kilogram). Kalau yang kemasan ada, harganya Rp165 ribu satu kardus," kata pengelola toko yang enggan disebut namanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Salim Darmawan mengatakan pihaknya sudah merencanakan untuk operasi pasar, tetapi untuk jadwalnya masih disesuaikan.
"Dalam waktu dekat kami menggelar operasi pasar. Ini masih koordinasi dengan distributor," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengakui saat ini harga minyak goreng masih belum stabil, bahkan belum semuanya sesuai dengan harga eceran tertinggi. Namun, dari pantauan petugas di lapangan, harga minyak goreng kini sudah lebih murah ketimbang sebelumnya.
"Poin plusnya saat ini harga sudah mulai turun untuk yang curah. Pekan lalu masih Rp21 ribu per kilogram, sekarang terpantau sekitar Rp18 ribu per kilogram. Paling tidak, harga sudah mulai ada penurunan. Kami harapkan, dengan harga baru bisa dikirim ke pasar," kata dia.
Ia pun menambahkan, hingga kini belum ada indikasi sengaja penimbunan minyak goreng.
"Sampai saat ini belum ditemukan indikasi seperti itu. Kami juga koordinasi dengan satgas pangan di Polres Kediri Kota, mereka juga belum menemukan indikasi seperti itu (penimbunan minyak goreng)," kata dia.
Terkait dengan kebutuhan minyak goreng di Kota Kediri, Salim mengungkapkan adalah 236.986 liter per bulan. Data itu dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kota Kediri Tahun 2019.
Sementara itu, harga minyak goreng curah di Pasar Pahing, Kota Kediri harganya Rp18 ribu per kilogram. Harga itu memang masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi yang seharusnya Rp11.500 per kilogram.
"Ini harganya masih Rp18 ribu, karena ini stok lama. Banyak pembeli yang tanya minyak subsidi, tapi saat ini dengan stok yang lama. Itu pun beli di Pattimura (Jalan Pattimura, sentra grosir di Kota Kediri) antre. Kalau yang kemasan Rp17 ribu per liter, itu pun belinya juga dijatah, hanya dua kardus," kata Sunarsih, salah seorang pedagang.
Sunarsih juga mengatakan, untuk stok minyak goreng curah yang ia jual juga masih banyak. Ia dulu membeli sekitar 10 jerigen yang per satu jerigen bisa diisi 16 kilogram.
Di sejumlah toko grosir di Jalan Pattimura, Kota Kediri, penjual pun masih menjual dengan harga di atas HET minyak goreng yang curah. Misalnya di Toko Sumber Akur, penjual menjual seharga Rp14 ribu per kilogram untuk minyak goreng curah. Pembelian pun dibatasi hanya 18 kilogram saja.
"Biasanya yang curah Rp20 ribu per kilogram. Sekarang harganya Rp14 ribu per kilogram. Pembelian dibatasi 18 kilogram. Ini pekan kedua dengan harga itu (Rp14 ribu per kilogram). Kalau yang kemasan ada, harganya Rp165 ribu satu kardus," kata pengelola toko yang enggan disebut namanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022