Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal saat melakukan ritual di Pantai Payangan Kabupaten Jember yang digelar di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Senin.
"Saya sampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan mendoakan semoga korban meninggal husnul khotimah," katanya di hadapan keluarga korban yang hadir di Pendapa Wahyawibawagraha Jember.
Kegiatan ritual Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan Jember membawa malapetaka karena menewaskan 11 orang, dua di antaranya merupakan pasangan suami istri.
"Kami hadir untuk menyampaikan santunan itu karena sebenarnya itu santunan takziah bagi keluarga korban. Karena itu kecelakaan laut maka Pemprov Jatim menyampaikan santunan takziah untuk keluarga ahli waris masing-masing sebesar Rp10 juta," katanya.
Khofifah juga berpesan kepada masyarakat yang ingin hatinya tenang dapat berzikir kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak kepada yang lain.
"Kalau ingin hatinya tenang berzikir maka mencari tempat yang aman dan ikuti para ulama, terutama di pesantren dan masjid. Jadi Insyaallah zikirnya akan khusyuk dan terpandu dalam tempat yang aman," ujarnya.
Selain memberikan santunan, Gubernur Jatim juga langsung membacakan tahlil dan doa bersama untuk para korban ritual maut di Pantai Payangan Jember.
Sebelumnya, rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara sebanyak 24 orang termasuk sopir berangkat menuju ke Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu pada Sabtu (12/2) malam.
Setelah tiba di Pantai Payangan pada Minggu (13/2) dini hari, 20 orang menggelar ritual berendam di air laut Pantai Payangan, sedangkan empat orang lainnya terdiri dari sopir, satu balita, dan ketua kelompok Nurhasan dan satu lansia berada di atas.
Saat ritual baru berlangsung satu jam, tiba-tiba ombak besar laut selatan menerjang Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang bergandengan tangan sambil melakukan kegiatan ritual di tepi pantai.
Tim SAR menemukan peserta ritual sebanyak 11 orang meninggal dunia dan sembilan orang selamat, sedangkan empat orang yang berada di atas juga selamat, sehingga total korban selamat sebanyak 13 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya sampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan mendoakan semoga korban meninggal husnul khotimah," katanya di hadapan keluarga korban yang hadir di Pendapa Wahyawibawagraha Jember.
Kegiatan ritual Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan Jember membawa malapetaka karena menewaskan 11 orang, dua di antaranya merupakan pasangan suami istri.
"Kami hadir untuk menyampaikan santunan itu karena sebenarnya itu santunan takziah bagi keluarga korban. Karena itu kecelakaan laut maka Pemprov Jatim menyampaikan santunan takziah untuk keluarga ahli waris masing-masing sebesar Rp10 juta," katanya.
Khofifah juga berpesan kepada masyarakat yang ingin hatinya tenang dapat berzikir kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak kepada yang lain.
"Kalau ingin hatinya tenang berzikir maka mencari tempat yang aman dan ikuti para ulama, terutama di pesantren dan masjid. Jadi Insyaallah zikirnya akan khusyuk dan terpandu dalam tempat yang aman," ujarnya.
Selain memberikan santunan, Gubernur Jatim juga langsung membacakan tahlil dan doa bersama untuk para korban ritual maut di Pantai Payangan Jember.
Sebelumnya, rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara sebanyak 24 orang termasuk sopir berangkat menuju ke Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu pada Sabtu (12/2) malam.
Setelah tiba di Pantai Payangan pada Minggu (13/2) dini hari, 20 orang menggelar ritual berendam di air laut Pantai Payangan, sedangkan empat orang lainnya terdiri dari sopir, satu balita, dan ketua kelompok Nurhasan dan satu lansia berada di atas.
Saat ritual baru berlangsung satu jam, tiba-tiba ombak besar laut selatan menerjang Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang bergandengan tangan sambil melakukan kegiatan ritual di tepi pantai.
Tim SAR menemukan peserta ritual sebanyak 11 orang meninggal dunia dan sembilan orang selamat, sedangkan empat orang yang berada di atas juga selamat, sehingga total korban selamat sebanyak 13 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022