Sekolah, rumah sakit, transportasi umum, dan tempat keramaian di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin, ditutup sementara setelah ditemukan delapan kasus positif COVID-19 varian Omicron.

Delapan kasus tersebut, satu di antaranya tanpa gejala, ditemukan di Kawasan Industri Suzhou yang menaungi 1.837 perusahaan biofarmasi, aplikasi nanoteknologi, dan kecerdasan artifisial (AI), menurut otoritas setempat.

Pasien pertama yang ditemukan merupakan karyawan yang bekerja di gudang material impor.

Empat dari delapan kasus tersebut ditemukan dari hasil tes PCR secara mandiri dan beberapa pasien mengalami demam, kata media penyiaran China.

Sampai saat ini otoritas setempat belum menemukan kasus Omicron pada penduduk lokal.

Pengelola Kawasan Industri Suzhou meminta semua staf dan warga sekitar untuk melakukan tes PCR mulai Senin pagi.

Sebanyak 39 wilayah berisiko di kota berpenduduk 10 juta jiwa itu telah ditutup aksesnya secara total (lockdown).

Semua acara yang melibatkan orang banyak dibatalkan. Gedung bioskop, kafe, karaoke, pub, dan tempat keramaian umum lainnya ditutup sementara.

Taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah, dan lembaga kursus juga ditutup.

Semua toko obat-obatan, baik daring maupun luring, dilarang menjual obat-obatan demam, antivirus, dan antibakteri.

Angkutan umum diperketat. Semua penumpang kereta metro dan bus harus diukur suhu tubuhnya dan menunjukkan kode kesehatan.

Beberapa rumah sakit di Suzhou menangguhkan pelayanan kesehatan bagi pasien rawat jalan maupun yang hendak dirawat inap.

Kereta dan bus antarprovinsi dari Shanghai yang bertetangga dengan Suzhou juga menghentikan sementara kegiatan operasional mulai Senin untuk menghindari penyebaran Omicron. (*)

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022