Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terus memperluas pengembangan wisata rintisan di 35 desa setempat yang dinyatakan lolos seleksi mengacu potensi yang dimiliki masing-masing wilayah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto saat berbincang tentang peta jalan pengembangan sektor pariwisata setempat di Trenggalek, Kamis, mengatakan, "Program pembentukan desa wisata ini merupakan bagian dari Sadewa yang digagas Pemerintah Kabupaten Trenggalek tahun 2021 lalu."
Dikatakan, perluasan sektor kepariwisataan di tingkat desa itu untuk memaksimalkan potensi dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menambahkan jumlah kunjungan wisatawan ke Trenggalek.
Pendampingan desa-desa yang memiliki wisata rintisan tersebut selanjutnya akan dilakukan oleh seluruh organisasi perangkat daerah. Satu OPD bertanggung jawab untuk mendampingi satu desa wisata.
Ada sebanyak 35 desa wisata yang dibina masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
“Tahun lalu sudah ada sekitar 35 desa wisata, kini sebagian besar dari desa wisata itu telah membuka paket wisata untuk pelancong,” imbuhnya.
Sunyoto menambahkan dengan pendampingan itu pemerintah setempat memiliki 70 desa wisata sehingga menyisakan 30 desa wisata lagi yang akan direalisasikan pada 2023.
Pemerintah daerah menargetkan ada 100 desa wisata terbentuk dalam tiga tahun. “Dengan demikian, target Sadewa atau Seratus Desa Wisata dalam tiga tahun bisa tercapai,” katanya.
Saat ini sudah banyak desa yang mengajukan pendampingan dalam program Sadewa.
"Tahun ini kami menerima usulan dari bawah, dari tingkat desa lewat kecamatan untuk kami seleksi dan kami bina, sudah banyak yang mengajukan. Tapi selain itu kami juga akan menilik desa-desa di luar usulan yang punya potensi baik," jelasnya.
Seleksi awal itu menjadi fokus dalam pendampingan sehingga realisasi sesuai target. Pasalnya banyak desa wisata yang telah berjalan secara mandiri dengan segudang potensi-potensi di masing-masing daerah. Mulai dari wisata alam, kuliner hingga budaya.
"Ini sekaligus menjadi evaluasi dari program tahun pertama. Tahun lalu kami punya pengalaman, desa wisata akan sulit dikembangkan ketika kepala desa tidak punya keinginan untuk mengembangkan desa wisata. Maka untuk itu, kami memakai usulan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto saat berbincang tentang peta jalan pengembangan sektor pariwisata setempat di Trenggalek, Kamis, mengatakan, "Program pembentukan desa wisata ini merupakan bagian dari Sadewa yang digagas Pemerintah Kabupaten Trenggalek tahun 2021 lalu."
Dikatakan, perluasan sektor kepariwisataan di tingkat desa itu untuk memaksimalkan potensi dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menambahkan jumlah kunjungan wisatawan ke Trenggalek.
Pendampingan desa-desa yang memiliki wisata rintisan tersebut selanjutnya akan dilakukan oleh seluruh organisasi perangkat daerah. Satu OPD bertanggung jawab untuk mendampingi satu desa wisata.
Ada sebanyak 35 desa wisata yang dibina masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
“Tahun lalu sudah ada sekitar 35 desa wisata, kini sebagian besar dari desa wisata itu telah membuka paket wisata untuk pelancong,” imbuhnya.
Sunyoto menambahkan dengan pendampingan itu pemerintah setempat memiliki 70 desa wisata sehingga menyisakan 30 desa wisata lagi yang akan direalisasikan pada 2023.
Pemerintah daerah menargetkan ada 100 desa wisata terbentuk dalam tiga tahun. “Dengan demikian, target Sadewa atau Seratus Desa Wisata dalam tiga tahun bisa tercapai,” katanya.
Saat ini sudah banyak desa yang mengajukan pendampingan dalam program Sadewa.
"Tahun ini kami menerima usulan dari bawah, dari tingkat desa lewat kecamatan untuk kami seleksi dan kami bina, sudah banyak yang mengajukan. Tapi selain itu kami juga akan menilik desa-desa di luar usulan yang punya potensi baik," jelasnya.
Seleksi awal itu menjadi fokus dalam pendampingan sehingga realisasi sesuai target. Pasalnya banyak desa wisata yang telah berjalan secara mandiri dengan segudang potensi-potensi di masing-masing daerah. Mulai dari wisata alam, kuliner hingga budaya.
"Ini sekaligus menjadi evaluasi dari program tahun pertama. Tahun lalu kami punya pengalaman, desa wisata akan sulit dikembangkan ketika kepala desa tidak punya keinginan untuk mengembangkan desa wisata. Maka untuk itu, kami memakai usulan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022