Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten Kediri bekerja sama dalam pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional, sebagai upaya tindak lanjut pelaksanaan Program Green Infrastucture Initiative (GII) yang didukung Pemprov Jawa Timur.

Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi, Sabtu mengemukakan saat ini Pemkot Kediri berupaya untuk membangun TPA Regional.

"TPA yang ada di Klotok kondisinya sudah overload (kelebihan kapasitas). Kami berharap adanya peluang untuk membuka TPA regional kabupaten dan kota ini bisa menjadi solusi," katanya di Kediri.

Ia juga menambahkan, Pemerintah Jerman melalui GII akan memberikan skema pendanaan dengan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan terhadap rencana pembangunan TPA Regional Kediri hingga Maret 2022.

Selanjutnya dari hasil studi tersebut akan dievaluasi oleh Pemkot Kediri dan Pemkab Kediri bersama tim ahli yang ditunjuk Pemerintah Jerman, sebelum ditetapkan rencana tindak lanjutnya.

"Saat ini mereka belum bisa menentukan kondisi pengelolaan sampah. Mereka masih akan mengecek sampai Maret (2022) bagaimana sistem pengambilan sampah dari rumah tangga sampai bagaimana pemilahan dan pengangkutan sampah," kata dia.

Ia menjelaskan, dari pengecekan tersebut akan ditentukan skema apa yang akan diterapkan.

"Termasuk teknologi apa yang mau diaplikasikan, alat transportasi serta sistem pemilahannya supaya barang-barang yang masih bisa digunakan untuk di-re-use dan re-cycle sehingga volume sampah yang dibawa ke TPA berkurang dan dapat memperpanjang umur layanan TPA nanti," kata Chevy.

Pemkot Kediri dengan Pemkab Kediri telah menggelar rapat koordinasi persiapan pembangunan TPA Sampah Regional. Program tersebut sebagai upaya tindak lanjut pelaksanaan GII di Jawa Timur.

Green Infrastructure Initiative (GII) atau Prakarsa Infrastruktur Hijau adalah kerja sama antara Pemerintah Indonesia-Jerman dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.

Studi kelayakan awal (pre-feasibility study) tersebut akan menilai apakah usulan proyek infrastruktur yang ramah lingkungan dan tanggap perubahan iklim di Indonesia layak dan berpotensi mendapatkan pembiayaan dari Bank Pembangunan Jerman (KfW).

Sementara itu, berdasarkan Perpres Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur dijelaskan tentang klaster yang nantinya akan dibangun TPA regional, salah satunya adalah di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri.

Terdapat lima proyek di Jawa Timur yang diajukan untuk model pendanaan GII, yakni sistem penyediaan air minum (SPAM) regional lintas tengah Sungai Brantas, kedua, TPA Regional Kota dan Kabupaten Kediri dan tiga usulan lainnya berupa proyek moda transportasi massal bertenaga listrik yang berada pada beberapa lokasi di Surabaya dan sekitarnya.

Ke depan, dengan adanya bantuan dana dari Pemerintah Jerman melalui GII ini diharapkan dapat mempercepat realisasi prioritas pembangunan terutama Proyek Strategis Nasional supaya dapat segera dituntaskan di tahun 2024.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Mohamad Anang Kurniawan mengemukakan TPA di Kediri, kapasitas TPA III di Kota Kediri diprediksi mampu menampung sampah hingga akhir 2022 akhir. Untuk TPA pertama dan kedua sudah melebihi kapasitas.

"Kalau TPA sampai akhir tahun masih aman. TPA III ini secara teori mungkin 2022 akhir. Namun, kami mampatkan dengan Sanitary Landfill, jadi bisa sampai 2023 dan ini masih muat," kata Anang.

Anang juga mengatakan volume sampah yang dihasilkan baik dari rumah tangga maupun tempat usaha di Kota Kediri rata-rata sekitar 140 ton per hari. Sampah-sampah tersebut dibuang ke TPA III yang kini masih bisa dimanfaatkan, sedangkan TPA lainnya kini sudah ditutup sebab sudah melebihi kapasitas. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022