Komite Olahraga Nasional Indonesia Jawa Timur meluncurkan “Institute of Sport Science” (ISS) sebagai upaya menjadikan prestasi atlet di tingkat internasional.

“Ini merupakan kans Jatim untuk menjadi produsen atlet yang tidak hanya berprestasi di kancah nasional, tapi juga internasional,” ujar Pemimpin Lembaga ISS Prof Toho Cholik Mutohir di sela peluncuran di Gedung KONI Jatim di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, ISS merupakan pengembangan dari “Badan Sport Science” sekaligus menjadi tulang punggung Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda).

Selama ini, kata dia, BSS merupakan sesuatu yang positif keberadaannya dan telah dirasakan manfaatnya oleh pelatih maupun atlet.

Mayoritas mereka menginginkan BSS ini dikembangkan untuk memberikan layanan yang semakin optimal dalam pembinaan olahraga di Jatim ke depan.

"Fungsi dan lingkupnya lebih luas. Pendekatan ISS lebih holistik, serta memperhatikan prestasi dan kehidupan atlet. Sehingga fokusnya tidak hanya atlet, tapi juga interaksi antara pelatih dan atlet," ucap mantan Direktur Badan Sains Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI tersebut.

ISS, kata dia, merupakan langkah maju dari KONI Jatim, terlebih tidak banyak daerah yang sangat getol dengan sports cience atau baru Jatim dan DKI Jakarta saja.

Berikutnya, lanjut dia, ISS akan bersinergi dengan Badan Pelaksana Puslatda, Badan Diktar sebagai tiga pilar besar di Puslatda Jatim ke depan.

Tak hanya diisi oleh pakar olahraga di Jatim, ISS juga ada pakar olahraga dari Australia Barat yang selama ini menjadi sister city Provinsi Jatim.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung mengatakan BSS kini dikembangkan menjadi ISS karena point of view Jatim sudah internasional, bukan lagi nasional.

Targetnya atlet Jatim memperbanyak kontribusi raihan atlet Jatim medali di even tunggal maupun multi even di level internasional, baik itu SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021