Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyatakan sebanyak 28 jenazah korban bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang yang sudah berhasil diidentifikasi oleh Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polri telah diambil keluarganya.
"Tim DVI menerima 44 kantong jenazah yang terdiri atas 38 jenazah dan enam bagian tubuh. Dari 38 jenazah itu, sudah teridentifikasi 28 jenazah dan telah diambil keluarganya," kata Nico Afinta dalam rilis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Jumat.
Ia mengimbau masyarakat yang merasa keluarganya menjadi korban bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, untuk berperan aktif dengan datang ke RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk pencocokan DNA.
"Satgas kesehatan meminta masyarakat yang merasa keluarganya belum ditemukan untuk datang ke RSUD dr. Haryoto Lumajang dan diambil contoh bagian DNA-nya supaya bisa dicocokkan dengan jenazah yang ditemukan oleh tim SAR gabungan," tuturnya.
Menurutnya, tim DVI berusaha maksimal untuk mengidentifikasi jenazah yang belum teridentifikasi, namun memerlukan bantuan penyintas yang kehilangan keluarganya akibat bencana Gunung Semeru.
Mengenai penanganan bencana, lanjut dia, Polda Jawa Timur telah membentuk beberapa satgas, di antaranya Satgas Pencarian Evakuasi, Satgas Kesehatan, Satgas Logistik dan Satgas Humas.
"Sebanyak 11 ekor anjing pelacak unit Satwa K-9 dari Mabes Polri dan Polda Jatim beserta jajaran tetap disiagakan selama operasi pencarian korban guguran awan panas Gunung Semeru," katanya.
Berdasarkan data BPBD Lumajang, jumlah korban meninggal dunia akibat awan panas guguran Gunung Semeru sebanyak 48 orang, kemudian 18 orang mengalami luka berat dan sembilan orang mengalami luka ringan.
Jumlah kecamatan yang terdampak material erupsi dan abu vulkanik di 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang dengan total warga yang mengungsi sebanyak 10.158 yang tersebar di 151 titik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tim DVI menerima 44 kantong jenazah yang terdiri atas 38 jenazah dan enam bagian tubuh. Dari 38 jenazah itu, sudah teridentifikasi 28 jenazah dan telah diambil keluarganya," kata Nico Afinta dalam rilis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Jumat.
Ia mengimbau masyarakat yang merasa keluarganya menjadi korban bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, untuk berperan aktif dengan datang ke RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk pencocokan DNA.
"Satgas kesehatan meminta masyarakat yang merasa keluarganya belum ditemukan untuk datang ke RSUD dr. Haryoto Lumajang dan diambil contoh bagian DNA-nya supaya bisa dicocokkan dengan jenazah yang ditemukan oleh tim SAR gabungan," tuturnya.
Menurutnya, tim DVI berusaha maksimal untuk mengidentifikasi jenazah yang belum teridentifikasi, namun memerlukan bantuan penyintas yang kehilangan keluarganya akibat bencana Gunung Semeru.
Mengenai penanganan bencana, lanjut dia, Polda Jawa Timur telah membentuk beberapa satgas, di antaranya Satgas Pencarian Evakuasi, Satgas Kesehatan, Satgas Logistik dan Satgas Humas.
"Sebanyak 11 ekor anjing pelacak unit Satwa K-9 dari Mabes Polri dan Polda Jatim beserta jajaran tetap disiagakan selama operasi pencarian korban guguran awan panas Gunung Semeru," katanya.
Berdasarkan data BPBD Lumajang, jumlah korban meninggal dunia akibat awan panas guguran Gunung Semeru sebanyak 48 orang, kemudian 18 orang mengalami luka berat dan sembilan orang mengalami luka ringan.
Jumlah kecamatan yang terdampak material erupsi dan abu vulkanik di 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang dengan total warga yang mengungsi sebanyak 10.158 yang tersebar di 151 titik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021