Sejumlah mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang tergabung dalam Mahasiswa Tanggap Bencana (Magana) memberikan trauma healing pada anak-anak di salah satu posko pengungsian bencana Gunung Semeru di wilayah Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. 

Ketua Magana Unusa, Putri Wahyuni melalui keterangannya, Jumat mengatakan sejumlah mahasiswa diberangkatkan untuk membantu anak-anak mengatasi masalah psikologi pascabencana. Salah satu metode yang dilakukan, anak-anak diajak mendengarkan cerita dan bermain, sehingga anak-anak terhibur.

"Kami melakukan trauma healing kepada anak-anak karena mereka yang paling tertekan dengan adanya bencana. Metode yang kami lakukan untuk membuat anak-anak ceria dan melupakan apa yang baru saja dialami," katanya.

Dikatakannya, pascabencana Gunung Semeru, anak-anak lebih banyak diam dan tidak mau makan. Hal ini dikarenakan ada trauma yang mereka alami.

"Selain itu ada anak yang harus kehilangan kedua orang tuanya. Jadi mereka masih merasa sedih dan memilih menyendiri," ujar mahasiswa S1 Keperawatan ini.

Putri menceritakan, di pengungsian ada anak kelas 1 SD yang mengalami kendala psikologis berat karena sampai saat ini dirinya belum menemukan kedua orang tuanya. Kondisi ini membuat anak tersebut lemas, menyendiri serta susah makan. 

"Kami lakukan pendekatan dan membujuk dia untuk ikut main bersama, kondisi ini membuat kondisi anak tersebut mulai bisa aktif kembali," tutur Putri.

Putri mengaku selama proses pendekatan untuk menjalani trauma healing ini ada beberapa anak yang memilih menyendiri. 

"Ini tantangan tersendiri bagi kami, dan kami terus memberikan dukungan yang membuat anak-anak bisa bangkit dan kembali ceria seperti sedia kala," ucap wanita berusia 20 tahun.

Magana Unusa berangkat ke lokasi pengungsian bersama dengan relawan Rescue Ideru Jatim. Mereka tidak hanya melakukan trauma healing, mahasiswa juga melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Kondisi pascabencana tidak jarang masyarakat dengan mudah terserang penyakit, jadi kami memeriksa kesehatan dari masyarakat yang terdampak bencana," ujarnya.

Nantinya mahasiswa yang tergabung dalam Magana akan bergiliran untuk ke lokasi pengungsian. "Kami bergantian untuk ke lokasi untuk memberikan trauma healing serta cek kesehatan dari pengungsian," ucapnya.

Dia berharap langkah ini dapat membantu pengungsi terlebih anak-anak untuk keluar dari masalah psikologi pasca bencana erupsi Gunung Semeru. 

"Kami ingin membantu mengatasi masalah tersebut. Terpenting pengungsi anak-anak maupun dewasa akan teratasi," ucapnya. (*) 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021