Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar lomba mendongeng bertajuk "Lestarikan Tradisi Lisan Bersama Ning Ita" bagi siswa kelas 4 dan 5 SD/MI sebagai upaya meningkatkan budaya membaca sejak dini, .
Pada ajang tersebut para peserta diminta menampilkan kebolehannya mendongeng bertema cerita rakyat kejayaan Kerajaan Majapahit.
"Kami pilih tema spesial. Harapannya agar generasi penerus kita yang hebat ini juga punya pemahaman terhadap sejarah leluhurnya," ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Sabtu.
Menurut Ning Ita, generasi yang hebat tidak hanya mereka yang memiliki tingkat literasi mumpuni serta berwawasan luas, melainkan juga berkarakter kuat sebagaimana yang telah dimiliki oleh nenek moyang terdahulu.
Salah satunya bagaimana semangat persatuan yang digelorakan Kerajaan Majapahit, sehingga mampu menyatukan berbagai wilayah dengan masyarakat yang majemuk menjadi nusantara.
"Anak-anak kita boleh go international, tapi karakter bangsa Indonesia harus tetap tertanam kuat. Mereka tetap punya kewajiban untuk melaksanakan budaya gotong-royong, menjaga kesatuan dan persatuan," ujarNing Ita dalam grand final Story Telling Contest.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia, termasuk dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045. Pada masa tersebut, para generasi penerus Indonesia dapat berkompetisi secara global, membangun Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.
Acara yang digelar di Pendopo Sabha Mandala Krida Tama Rumah Rakyat Kota Mojokerto tersebut merupakan puncak dari serangkaian lomba mendongeng yang telah berlangsung sejak 12 November 2021.
Terdapat 15 peserta yang tampil di babak final. Mereka adalah pendongeng cilik terbaik dari 96 peserta yang mendaftar pada babak seleksi awal yang dilakukan secara daring.
Sementara pada final kali ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk tampil langsung di hadapan para juri profesional, yaitu Cak Nuris (Nuris Andri Ananta/pendiri kampung dongeng Mojokerto), Kak Nithit (Kartika Nita Widyasari), dan Kak Tobi (Ketut Santoso/psikolog dan pendongeng asal Surabaya).
Dewan juri akhirnya menetapkan Khansa Abiyyah Nurul Qolbi dari SDN Wates 3 sebagai juara pertama, disusul Nindya Zalwa Oktavia (SDN Gedongan 3) dan Kezia Olivia Lorent (SDK Wijana Sejati) masing-masing di urutan kedua dan ketiga. Seluruh pemenang mendapat hadiah uang tunai dan piala.
Pada kesempatan tersebut, Pemkot Mojokerto bekerja sama dengan Gramedia Mojokerto juga menyerahkan secara simbolis hibah buku dan rak kepada sejumlah SD dan SMP di Kota Mojokerto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pada ajang tersebut para peserta diminta menampilkan kebolehannya mendongeng bertema cerita rakyat kejayaan Kerajaan Majapahit.
"Kami pilih tema spesial. Harapannya agar generasi penerus kita yang hebat ini juga punya pemahaman terhadap sejarah leluhurnya," ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Sabtu.
Menurut Ning Ita, generasi yang hebat tidak hanya mereka yang memiliki tingkat literasi mumpuni serta berwawasan luas, melainkan juga berkarakter kuat sebagaimana yang telah dimiliki oleh nenek moyang terdahulu.
Salah satunya bagaimana semangat persatuan yang digelorakan Kerajaan Majapahit, sehingga mampu menyatukan berbagai wilayah dengan masyarakat yang majemuk menjadi nusantara.
"Anak-anak kita boleh go international, tapi karakter bangsa Indonesia harus tetap tertanam kuat. Mereka tetap punya kewajiban untuk melaksanakan budaya gotong-royong, menjaga kesatuan dan persatuan," ujarNing Ita dalam grand final Story Telling Contest.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia, termasuk dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045. Pada masa tersebut, para generasi penerus Indonesia dapat berkompetisi secara global, membangun Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.
Acara yang digelar di Pendopo Sabha Mandala Krida Tama Rumah Rakyat Kota Mojokerto tersebut merupakan puncak dari serangkaian lomba mendongeng yang telah berlangsung sejak 12 November 2021.
Terdapat 15 peserta yang tampil di babak final. Mereka adalah pendongeng cilik terbaik dari 96 peserta yang mendaftar pada babak seleksi awal yang dilakukan secara daring.
Sementara pada final kali ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk tampil langsung di hadapan para juri profesional, yaitu Cak Nuris (Nuris Andri Ananta/pendiri kampung dongeng Mojokerto), Kak Nithit (Kartika Nita Widyasari), dan Kak Tobi (Ketut Santoso/psikolog dan pendongeng asal Surabaya).
Dewan juri akhirnya menetapkan Khansa Abiyyah Nurul Qolbi dari SDN Wates 3 sebagai juara pertama, disusul Nindya Zalwa Oktavia (SDN Gedongan 3) dan Kezia Olivia Lorent (SDK Wijana Sejati) masing-masing di urutan kedua dan ketiga. Seluruh pemenang mendapat hadiah uang tunai dan piala.
Pada kesempatan tersebut, Pemkot Mojokerto bekerja sama dengan Gramedia Mojokerto juga menyerahkan secara simbolis hibah buku dan rak kepada sejumlah SD dan SMP di Kota Mojokerto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021